Ratusan Pelajar Tolak Biaya Daftar Ulang

Ratusan Pelajar Tolak Biaya Daftar Ulang

KALIANDA – Ratusan siswa SMA Negeri 2 Kalianda berunjuk rasa dilapangan upacara sekolah pada saat jam belajar berlangsung, Sabtu (30/7). Aksi yang dilakukan pelajar kelas XI dan XII itu dilakukan sebagai bentuk protes dan penolakan terhadap dana kebutuhan siswa atau yang biasa disebut biaya daftar ulang yang nilainya mencapai ratusan ribu rupiah. Dalam orasinya para siswa, meminta pihak sekolah untuk menghapuskan dana pungutan tersebut. Sebab mereka menilai, pungutan dana kebutuhan siswa yang dibebankan kepada siswa itu sangat memberatkan, khususnya bagi siswa yang memiliki orangtua sebagai petani kecil yang berpenghasilan rendah. \"Katanya pemerintah sudah meng-gratiskan biaya sekolah, tapi kok ini masih ada pungutan. Kami minta hapuskan dana daftar ulang itu, kami butuh keadilan, tolong pikirkan nasib kami anak-anak petani kecil,\" pekik salah seorang siswa dalam orasinya. Selain menuntut pihak sekolah untuk menghapuskan dana daftar ulang, para siswa juga meminta pihak sekolah untuk menurunkan dana iuran komite yang besarannya Rp100 ribu perbulan. \"SMAN 1 Kalianda saja hanya Rp50 ribu per bulan, kok di sekolah ini (SMAN 2 Kalianda, red) sampai Rp100 ribu, kami minta iuran komite tersebut juga agar diturunkan,\" ujar siswa yang namanya enggan disebutkan. Pantauan Radar Lamsel, aksi unjuk rasa itu membuat perhatian seluruh siswa-siswi kelas X dan para dewan guru di sekolah yang berada di tepi Jalinsum Kalianda ini. Bahkan pihak sekolah sempat memanggil aparat kepolisian untuk menghentikan aksi unjuk rasa tersebut. Akhirnya para siswa yang melakukan aksi unjuk rasa membubarkan diri secara tertib dan teratur. Sementara itu Kepala SMAN 2 Kalianda Drs. Khoiruddin menjelaskan, aksi unjuk rasa itu dilakukan siswa disebabkan adanya kesalahpahaman atas ketidaktahuan siswa terkait dengan dana kebutuhan siswa yang telah disepakati oleh para orang tua siswa. \"Mereka ini (siswa’red) mungkin tidak mengetahui adanya hasil rapat yang telah dilakukan oleh pihak sekolah dan komite, serta orang tua murid. Sebenarnya, dana kebutuhan siswa yang dibebankan kepada orang tua siswa, itu sudah disepakati. Dan dana tersebut memang untuk memenuhi kebutuhan siswa sendiri, bukan untuk sekolah atau komite, sudah jelas kok ada perinciannya,\" ungkap Khoiruddin. Dijelaskannya, pemerintah memang memberikan dana sumbangan untuk siswa, tetapi bukan berarti siswa tersebut bisa sekolah dengan gratis. Sebab, dana sumbangan dari pemerintah yang besarannya sekitar Rp1 juta per-siswa per tahun, itu tidak bisa mencukupi untuk memenuhi kebutuhan siswa yang jumlahnya mencapai Rp2 juta-an untuk satu tahun belajar. \"Kalau harus digratiskan, nanti siapa yang membayar tenaga guru yang bukan PNS, tenaga kebersihan, biaya internet, biaya air bersih, dan penjaga sekolah. Belum lagi untuk biaya cetak soal ulangan dan ujian,\" terangnya. Kalau menyangkut soal dana iuran komite, lanjut Khoiruddin, itu memang baru sebatas wacana dan akan dirapatkan kembali bersama para orang tua murid. \"Bunyinya saja baru dana titipan komite dan itu belum direalisasikan. Karena mau dirapatkan lagi setuju atau tidaknya dengan iuran komite yang jumlahnya Rp100 ribu perbulan. Jika nanti dalam rapat orang tua keberatan dan minta diturunkan, ya kami siap untuk memenuhi permintaan tersebut,\" pungkasnya. Diketahui, berdasarkan hasil musyawarah orang tua/wali murid kelas X, XI dan XII bersama dewan guru serta dihadiri oleh pengurus Komite SMA Negeri 2 Kalianda pada hari Sabtu tanggal 16 Juli 2016, bertempat di Aula SMAN 2 Kalianda, dalam acara pembahasan dana kebutuhan siswa TP 2016/2017 telah disepakati dalam rapat komite tersebut. Adapun dana kebutuhan siswa tersebut, untuk kelas X sebesar Rp1.065.000 itu tanpa pakaian seragam Osis dan Pramuka. Lalu, untuk kelas XI sebesar Rp605.000 dan itu sudah termasuk dengan dana titipan komite untuk dua bulan yakni bulan Juli dan Agustus sebesar Rp200 ribu. Kemudian untuk kelas XII sebesar Rp505.00 itu juga sudah termasuk titipan dana komite dua bulan yakni bulan Juli dan Agustus sebesar Rp200 ribu. (iwn)

Sumber: