Sudin Ditodong Petani Soal Pupuk Subsidi
NATAR – Politisi senayan, Sudin tak mengapa bila jabatannya sebagai Ketua Komisi IV DPR RI dimanfaatkan oleh petani untuk perbaikan pertanian di Provinsi Lampung. Sudin menilai banyak petani masih ragu-ragu dalam menyampaikan persoalan yang dihadapi. Petani cenderung takut untuk menyampaikan permasalahan pertanian kepada dirinya, padahal ia berjanji akan mencarikan solusi terhadap semua permasalahan petani.
\"Jadi saya mohon, apasih yang menjadi permasalahan, tolong sampaikan, jangan ada keraguan agar kita sama-sama bisa menyelesaikan ini secara maksimal,\" katanya saat reses di Desa Natar, Kecamatan Natar, Selasa (19/7).Ia berjanji akan menampung semua permintaan petani apalagi pemecahan masalah saat bertani.
\"Manfaatkan ini jabatan saya untuk perbaikan pertanian di Provinsi Lampung,\" tuturnya.Momentum tersebut langsung menyulut semangat petani yang hadir untuk membuktikan ucapan legislator PDI Perjuangan itu. Petani yang berani itu bernama Saikhun (48)dia datang dari Desa Rulungsari Kecamatan Natar
\"Yang jelas permasalahan kami saat ini pupuk pak, karena desa kami ini memiliki anggota yang cukup banyak, sehingga pupuk bersubsidi kekurangan\" ujarnya melempar pertanyaan.Petani lainnya, Sutarto (52) menyampaikan permasalahan terkait pengairan untuk sawah agar diberi bantuan berupa pembuatan sumur bor. \"Jadi permasalahan kami ini masalah air, pak, jadi mohon dibantu berupa pembuatan sumur bor dalam\" katanya. Menanggapi aspirasi itu, Sudin mengatakan terkait masalah kelangkaan pupuk, permintaan dari seluruh Indonesia sebesar 24 juta Ton, namun pemerintah hanya mampu menyediakan 9 Juta Ton karena adanya penyimpangan dari oknum yang tidak bertanggung jawab.
\"Khusus pupuk, memang masih menjadi masalah, tetapi ini akan saya jadikan pembahasan bersama Mentri Pertanian nantinya,\" tegas Sudin.Sementara itu Camat Natar Rendy Eko Supriyanto berharap, selain kunjungan itu, Ia meminra agar Sudin tetap membantu masyarakatnya dan terus membina Kecamatan Natar khususnya dan Lampung Selatan pada umumnya.
\"Kami berharap bapak sudin terus dapat membina kami di kecamatan Natar terkhusus dan lampung selatan umumnya,\" pungkasnya.Penyaluran pupuk subsidi yang dikeluhkan petani di Natar sejatinya menjadi keluhan berjamaah. Bahkan penyaluran pupuk subsidi itu menuai kritik dari petani Desa Bali Agung, Kecamatan Palas, lantaran penyaluran pupuk subsidi pemerintah dinilai lambat. Sampai saat ini sebagian petani di desa setempat belum mendapatkan persediaan pupuk untuk menghadapi musim tanam gadu mendatang. Ketut (45) salah satu petani mengatakan, keterlambatan ini akibat lambanya penyaluran pupuk dari distributor ke kios pupuk. Akibatnya sampai saat ini sebagian petani desa setempat kebutuhan pupuk subsidi belum tercukupi.
“Kalau untuk jenis urea lancar, ketika pupuk datang langsung disalurkan ke kelompok oleh kios. Tapi yang ngadat saat ini NPK karena penyaluran dari distributornya lambat. Sampai saat ini petani baru dapat satu sak padahal kebutuhan kita dua sak,” kata Ketut.Padahal kata Ketut pemupukan tanaman padi pada musim gadu ini tiba di akhir Juli mendatang. Sementara ketersediaan pupuk NPK belum tercukupi.
“Pemupukan mulai sekitar akhir Juli dan awal Agustus. Sementara pupuk NPKnya sampai sekarang masih belum tersedia,” sambungnya.Ketut juga menilai, selama ini penyaluran pupuk subsidi dari distributor ini juga tak sejalur dengan pemakaian petani. Pendistribusian ke kelompok kerap terjadi diluar musim pemupukan.
“Seharusnya penyalurannya disesuaikan dengan dilapangan. Pupuk datang ketika kita belum butuh, akibatnya pupuk tak terpakai. Pas lagi butuh malah penyalurannya lamban,” ucapnya.Sementara itu Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Bali Jaya Dewo Aji Sastrawan menepis keterlambatan penyaluran pupuk NPK dari distributor. Saat ini penyaluran pupuk dari distributor juga sudah dibatasi dalam setiap bulannya.
“Prosedur penyaluran sudah enggak kayak dulu. Berapa kita minta selalu dikasih oleh distributor. Sekarang penyaluran dilakukan setiap bulan tapi jumlahnya dibatasi, enggak bisa kita minta empat mobil sekaligus paling yang datang hanya satu mobil. Lagi pula kebutuan pupuk NPK musim tanam ke dua ini juga sudah terpakai di musim tanam pertama, jadi sudah tidak full lagi,” ujar Dewo.Pemiliki kios pupuk subsidi ini juga selalu mengajak petani untuk beralih menggunakan pupuk non subsidi guna mengatasi kekurangan pupuk pada musim tanam ke dua ini.
“Saya juga sediakan pupuk NPK non subsidi dari Gersik, tapi petani kita jarang ada yang mau. Kalau sudah kepepet tidak dapat pupuk baru mau pakai yang non subsidi,” pungkasnya. (kms/vid)
Sumber: