Kompensasi Mandek, Warga Tuntut PT. Woongsol
SIDOMULYO – Ratusan masyarakat Desa Suka Banjar, Kecamatan Sidomulyo menggelar aksi di halama PT. Woongsol Nature Indonsia, Kamis (8/12) kemarin. Setidaknya ada 200 warga yang ikut dalam aksi unjuk rasa tersebut. Mereka menutut kompensasi untuk masyarakat yang bermukim di lingkungan perusahaan pengolahan sabut kelapa tersebut. Narasumber Radar Lamsel mengatakan, aksi unjukrasa warga Dusun Sandaran itu bermula dari mandeknya kompensasi yang dijanjikan manejemen PT. Woongsol. Pergantian mangemen menjadi penyebabnya, hingga kompensasi sebesar Rp 8 juta per bulan itu terhenti selama enam bulan belakangan.
“Iya aksi masyarakat Sandaran ini memuncak karena kompensasi tidak keluar selama enam bulan. Sehingga masyarakat hanya merasakan dampak buruknya saja dari aktivitas pabrik tersebut,” kata Narasumber yang enggan menyebutkan namanya itu.Camat Sidomulyo Herman Suheri mengungkapkan, salah satu yang menjadi tuntutan utama masyarakat yaitu pencemaran lingkungan akibat debu yang dihasilkan dari aktivitas pengolahan sabut kelapa.
“Tutuntutan masyarakat yaitu masalah debu. Karena pemukiman yang berada di belakangan pabrik paling besar merasakan dampaknya, ada dua RT mereka khawatir penyakit ispa,” ungkap Herman.Meski jumlah masa unjuk rasa tersebut mencapai 200 orang, namun aksi tersebut berjalan dengan kondusif dan damai. Masyarakat dan manjemen PT. Woongsol juga langsung menggelar mediasi. Herman mengaku pihak Woongsol juga akan memenuhi tuntutan masyarakat dalam dua pekan kedepan.
“Dari mediasi tadi PT. Woongsol sudah berkomitmen selama dua pekan kedepan akan memenuhi tuntutan masyarakat. Termasuk soal kompensasi,” pungkasnya. (vid)
Sumber: