Bahaya DBD Ancaman di Awal Tahun

Bahaya DBD Ancaman di Awal Tahun

KALIANDA, RADARLAMSEL.COM - Intensitas hujan di Kabupaten Lampung Selatan diprediksi bakal meningkat di awal Tahun 2023 ini. Kondisi cuaca ini harus diwaspadai masyarakat karena berdampak pada munculnya berbagai penyakit dimusim hujan. Salah satunya adalah penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang bisa mengancam siapa saja. Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lampung Selatan mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue DBD yang berpotensi terjadi saat musim hujan. Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi tingginya kasus DBD yang biasa terjadi di Bulan Januari - Maret. Selain mengimbau masyarakat, Dinkes juga telah mengingatkan kepada masing-masing Puskesmas untuk tetap melakukan langkah-langkah antisipasi seperti memantau perkembangan kasus DBD diwilayah kerja masing-masing. Serta mengecek persediaan logistik DBD seperti mesin fogging, larvasida dan insektisida. Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Penyakit Menular dan Tidak Menular, Basuki Didik Setiawan mewakili Plt. Kepala Dinkes Lamsel, Hari Sury Wijaya mengatakan, untuk menanggulangi sekaligus pencegahan penularan penyakit pihaknya telah mengintruksikan masing-masing puskesmas untuk menerapkan kegiatan sebelum musim penularan (SMP). Seperti imbauan serta sosialisasi kepada masyarakat tentang pencegahan penyakit menular, saat menghadapi cuaca hujan seperti sekarang ini.

\"Intinya untuk mengingatkan masyarakat agar selalu waspada terhadap penyebaran wabah penyakit. Serta meningkatkan kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal,” ujar Basuki kepada Radar Lamsel via telepon, Kamis (5/1) kemarin.
Untuk memberantas penyakit menular tersebut, imbuhnya, Dinkes tidak semena-mena harus ataupun wajib melakukan fogging (pengasapan\'red) disuatu lingkungan tempat tinggal tanpa adanya warga yang terkena DBD. Menurutnya, proses fogging hanya dapat dilakukan oleh petugas jika dilingkungan tersebut sudah ada warga terserang DBD.
“Ya kalau tidak ada yang terserang kami tidak bisa mengikuti permintaan warga untuk fogging. Sebab, fogging bukan untuk pencegahan, tapi untuk membunuh nyamuk dewasanya saja. Hal itu tentunya harus tergantung dari hasil PE petugas yang melakukan pemeriksaan secara langsung di lapangan,” imbuhnya
Dia menegaskan, untuk mengantispasi munculnya penyakit DBD masyarakat diminta untuk melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara menerapkan 3M plus. Seperti menguras bak mandi seminggu sekali, dispenser, kulkas, tempat minum burung dan lain sebagainya. Kemudian, menutup tempat penampungan air yang berpotensi menjadi tenpat perkembangbiakan nyamuk DBD, mendaur ulang kaleng-kaleng, ban, dan botol-botol bekas, menaburkan bubuk abate, serta melaksanakan jumat bersih secara rutin.
“Fogging itu bukan cara yang paling tepat untuk mencegah penularan DBD. Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara jentik nyamuknya masih ada. Oleh karena itu masyarakat diminta untuk sama-sama menjaga kesehatan diri dan keluarga, serta peduli dengan kebersihan lingkungan tempat tinggal,” pungkasnya. (idh)

Sumber: