Balita Tewas Terseret Banjir

Balita Tewas Terseret Banjir

SRAGI, RADAR LAMSEL.COM – Seorang balita usia empat tahun asal Dusun Bunut Selatan, Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi ditemukan meninggal setelah hanyut terbawa banjir pada Jumat (9/11) pekan lalu. Musibah itu terjadi ketika korban tengah bermain diatas perahu. Namun nahas korban terpeleset dan terjatuh ke salurah irigasi hingga terbawa arus. Sekretaris Desa Bandar Agung, Novrian Bayu, mengatakan musibah nahas itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu Najah sedang memancing di atas perahu yang tertambat di halaman rumahnya bersama temannya Kartika di lingkungan pemukiman Jembatan Gantung.

“Korban terjatuh saat bermain di atas perahu, saat itu air irigasi memang sedang banjir hingga korban terbawa arus,” kata Novrian kepada Radar Lamsel, Jumat pekan kemarin.
Melihat Najah terjatuh, Kartika langsung lari dan memberi tahu orang tua korban. Novrian menjelaskan, mengetahui hal tersebut orang tua korban langsung meminta pertolongan warga untuk melakukan pencarian.
“Kejadian memang di halaman rumah korban. Kartika ini enggak diatas perahu dan langsung lari memberi tahu orang tua korban,” sambungnya.
Riyan mengungkapkan, upaya pencarian memakan waktu satu setengah jam. Nelayan juga membentangkan jaring di saluran irigasi, sayangnya korban sudah terbawa arus hingga ke laut. Korban akhirnya ditemukan nelayan sudah megambang di tengah lautan. Balita malang itu terseret sejauh 300 meter dari lokasi kejadian. “Jasad ditemukan sudah mengambang di laut, pukul 11.30. Korban juga sempat dilarikan ke bidan desa dan dinyatakan telah meninggal dunia,” pungkasnya. Duka tak berhenti disitu saja, petani disana juga merasakan dampak dari banjir yang melanda wilayah itu. Ratusan hektar tanaman padi di wilayah Kecamatan Sragi terendam banjir akibat luapan air sungai pada Jumat (10/3) pekan kemarin. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan, Kecamatan Sragi Haryono mengatakan, banjir disebabkan tingginya curah hujan yang terjadi di wilayah Palas dan Sragi. Sehingga menyebabkan jaringan irigasi meluap ke area persaawahan. Selain itu air meluap juga disebabkan pintu air yang tertutup tanaman encenggondok.
“Banjir terjadi sejak hari Kamis (9/3). Banjir disebabkan air jaringan irigasi meluap karena tingginya intensitas hujan yang terjadi selama dua hari ini. Banjir juga diperparah pintu air tertutup tanaman ecenggondok,” kata Haryono kepada Radar Lamsel, Jumat pekan kemarin.
Haryono menuturkan, dampak banjir tersebut terjadi di empat desa yakni, Desa Sukapura, Kuala Sekampung, Mandalasri dan Bandar Agung. Dengan total luas tanaman padi yang terendam mencapai 370 hektar.
“Dampak banjir terjadi di empat desa. Pantauan hari ini luas tanaman padi yang terendam banjir mencapai 370 hektar,” sambungnya.
Hingga Minggu (12/3) kemarin, Haryono belum bisa memastikan jumlah kerusakan tanaman padi yang terdampak banjir selama tiga hari belakangan.
“Kalau dihitung sejak hari Kamis, tanaman padi sudah terendam selama tiga hari. Tapi kita juga belum bisa memastikan berapa hektar tanaman padi yang mengalami kerusakan, sebab kita belum melakukan pemantauan kembali,” pungkasnya. (vid)

Sumber: