Tekmatik Tricho Kompos, Upaya di Balik Peningkatan Produksi Pertanian Dengan Keterbatasan
PALAS, RADARLAMSEL.COM – Pemkab Lampung selatan terus berupaya meningkatkan produksi pertanian dengan keterbatasan penggunaan pupuk kimia. Salah satu langkahnya, Dinas Tanaman Pangan, Hortikutura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Lampung Selatan menggelar pelatihan Tekmatik Tricho Kompos, di Desa Bandan Hurip, Kecamatan Palas, Rabu (15/3/2023) kemarin. Pelatihan tematik tricho kompos ini merupakan bagian dari kegiatan upaya peningkatan produksi pertanian dan pupuk alternatif dalam mengatasi keterbatasan penggunaan pupuk kimia. Bupati Lampung Selatan H. Nanang Ermanto menyampaikan, untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas pupuk bersubsidi pemerintah telah melakukan pembaharuan kebijakan dengan menetapkan Permentan No.10 Tahun 2022, tentang tata cara penetapan alokasi dan harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi sektor pertanian. Dimana, kata Nanang, Permentan tersebut ditetapkan pada 6 Juli 2022 oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia. Dia melanjutkan, terdapat beberapa perubahan kebijakan yang perlu diketahui dan diperhatikan oleh masyarakat luas, terutama para petani yakni komoditas yang disubsidi sebelumnya berjumlah lebih dari 60 jenis, sedangkan Permentan No.10 Tahun 2022 kini mengatur penyaluran pupuk bersubsidi diprioritaskan pada 9 komoditas utama berdasarkan kebutuhan pangan pokok negara.
“Pupuk bersubsidi hanya diperuntukkan bagi petani yangBegitu pula perubahan pada jumlah jenis pupuk bersubsidi yang semula terdapat 6 jenis pupuk yaitu ZA, Urea, SP-36, NPK, Pupuk Organik, dan Pupuk Organik Cair, berubah menjadi 2 jenis pupuk saja yaitu Urea dan NPK,” kata Nanang. Nanang menambahkan, saat ini pemerintah selalu dipertanyakan tentang kekurangan pupuk dan pupuknya sulit didapat. Padahal pupuk tersedia cukup, hanya untuk yang bersubsidi yang jumlahnya terbatas.
usaha tani subsektor tanaman pangan, yakni padi, jagung, dan kedelai. Subsektor Hortikultura, yakni cabai, bawang merah dan putih. Kemudian, subsektor perkebunan yakni tebu rakyat, kakao dan kopi, dengan luas kepemilikan lahan maksimal 2 hektare perpetani.
“Maka, upaya mengatasi keterbatasan pupuk bersubsidi perlu mencari pupuk alaternatif. Di antara banyak usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kesuburan tanah adalah dengan mengoptimumkan penggunaan pupuk organik atau pupuk kompos,” tegasnya.Sementara itu, Kepala DTPHP Lamsel, Bibit Purwanto mengatakan, kegiatan pelatihan tematik tricho kompos ini merupakan bagian dari kegiatan upaya peningkatan produksi pertanian dan pupuk alternatif dalam mengatasi keterbatasan penggunaan pupuk kimia. Pelatihan ini, jelas Bibit Purwanto, telah dilaksanakan di 7 Kecamatan lain yaitu Ketapang, Sragi, Penengahan, Bakauheni, Candipuro, Sidomulyo dan Way panji. Kegiatan serupa juga akan dilaksanakan di 9 Kecamatan lainnya di Lampung Selatan serta pelatihan pembuatan pupuk Biosaka di 17 Kecamatan se- Lamsel. Serta, pelatihan Pembuatan pupuk kompos dengan memanfaatkan jerami padi sebagai bahan pembuatan kompos yang akan dilaksanakan di 17 Kecamatan di kabupaten ini.
“Sementara, kegiatan pelatihan tematik pembuatan pupuk tricho kompos di Kecamatan Palas dilaksanakan selama 1 hari dengan peserta perwakilan pengurus gapoktan, pengurus kelompok tani, petani millennial, dan perwakilan Kelompok Wanita Tani (KWT) se-Kecamatan Palas serta penyuluh pendamping diKecamatan Palas,” pungkasnya.Berdasarkan informasi yang dihimpun, Kecamatan Palas merupakan salah satu sentra tanaman padi dengan luas panen padi sawah sebanyak 8.227,87 Hektare. Sehingga bahan dalam pembuatan kompos sangat banyak tersedia di alam dan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kompos dan selanjutnya dapat diolah menjadi tricho komia. (idh)
Sumber: