Dikorek Polisi, Wanita ini Akhirnya Mengaku Sudah Membuang Bayi, Ibu yang Tega

Dikorek Polisi, Wanita ini Akhirnya Mengaku Sudah Membuang Bayi, Ibu yang Tega

NATAR, RADARLAMSEL.COM – Seorang mahasiswi yang mengaku sebagai ibu dari bayi yang ditemukan warga di Desa Rejosari, Kecamatan Natar masih dalam penyelidikan kepolisian. Polsek Natar masih berupaya mendalami motif pembuangan bayi tersebut dan belum ada penetepan tersangka. Kapolsek Natar, Kompol Enrico Donald Sidauruk mengatakan sejauh ini pihaknya masih melakukan penyelidikan peristiwa pembuangan dari bayi tersebut. Mantan Kasat Reskrim Polres Lamsel ini mengatakan belum ada penetapan tersangka terhadap diduga pelaku.

\" Belum ditetapkan tersangka, karena kami masih menyelidiki peristiwa dari pembuangan bayi itu sejauh ini, \" kata Enrico, Rabu (15/3) kemarin.
Hasil keterangan sementara, wanita tersebut semula tak mengakui bahwa bayi tersebut adalah anaknya. Namun setelah digali lebih dalam mahasiswi itu akhirnya mengakui perbuatannya.
“ Awalnya nggak ngaku. Tapi akhirnya mengaku juga, kami belum bisa mengorek lebi jauh karena kondisi wanita itu masih lemah usai proses melahirkan,” ucapnya.
Direktur Advokasi Damar Lampung, Ana Yunita Pratiwi menyorot kasus pembuangan bayi itu. Dia bilang hal tersebut boleh jadi dikarenakan kurangnya pengetahuan soal tubuh, reproduksi Hingga resiko hubungan pranikah. Yunita mengatakan peristiwa pembuangan bayi atau penemuan bayi akibat kehamilan tidak diinginkan atau dikehendaki ini sedang marak. Lanjut Yunita, faktor penyebab pembuangan bayi itu sangat banyak. Peristiwa itu terjadi karena minimnya pengetahuan soal tubuh, reproduksi. Sehingga mereka melakukan hubungan pranikah yang resikonya itu tidak diperhitungkan oleh laki-laki dan perempuan yang melakukan hubungan pranikah.
\"Bahkan dari penelitian kami lakukan pada tahun 2014 soal kehamilan tidak diinginkan di Provinsi Lampung. Se-sumatera ditemukan temuan bahwa masih minim sekali perempuan dan perempuan muda yang punya pengetahuan soal ketubuhan bahkan soal kesehatan hal-hal reproduksi dan seksualitasnya,\" kata Yunita, Rabu (15/3/2023).
Hal ini, kata Yunita, dapat berdampak pada upaya-upaya pengguguran kehamilan yang dilakukan. Baik dengan bantuan tenaga tradisional maupun dilakukan dengan minum obat-obatan tanpa diketahui secara medis tata cara dan lain sebagainya. Bahkan angka kematian ibu dan bayi menunjukan bahwa memang pengetahuan soal hak kesehatan seksual reproduksi menjadi hal yang sangat penting dan mendesak untuk dilakukan oleh negara. Pemenuhan hak kesehatan seksual reproduksi melalui upaya pendidikan ini juga tidak hanya berimplikasi pada situasi kekerasan seksual yang semakin tinggi di Provinsi Lampung.
\"Jadi kalo dari data kami 2 tahun terakhir itu angka tertinggi bahkan yang data simfoni PPA juga menunjukan angka tertinggi kekerasan pada perempuan seksual,\" katanya.
Selain itu fenomena pembuangan bayi ini bagian dari minimnya pengetahuan soal kebutuhan tadi. Selain itu juga dampaknya perkawinan anak juga dapat menyebabkan faktor seseorang membuang anak. Perkawinan anak juga, didominasi karena kehamilan tidak dikehendaki.
\"Kalau dari kami atensinya lebih ke perhatian pemerintah daerah bagaimana mengupayakan dan memastikan edukasi tentang pendidikan seksualitas reproduksi ini harus dilakukan karena ini merupakan kebutuhan yang mendesak. Dengan pendekatan dan metode yang berbeda,\" katanya.
Diketahui, bayi perempuan ditemukan tewas membiru. Bayi malang tersebut disinyalir sengaja dibuang oleh orangtua yang tak bertanggungjawab. Masyarakat Dusun Titirante, Desa Rejosari, Kecamatan Natar menemukan jasad tersebut pada Selasa, pukul 10.00 WIB pagi. Penuturan warga disana, bahwa bayi itu ditemukan Idayati persis dibelakang rumah warga bernama Poniman. Idayati menjelaskan dirinya sempat mendengar suara anjing yang sedang menggonggong memperebutkan sebuah kantong kresek berwarna merah. Ketika itu Idayati kemudian melemparkan batu ke arah anjing yang sedang berkelahi itu, sehingga anjing tersebut melepaskan kantung keresek dan berlari. \" Saya mendekati kantung keresek tersebut,\" Katanya. Karena penasaran isi dari kresek tersebut saksi lantas membuka untuk melihatnya, karena mengeluarkan aroma yang sangat menyengat.
“Ya, saya sempat kaget. Karena isi kantong kresek itu berupa mayat bayi berjenis kelamin perempuan,” kata Idayati.
Atas penemuannya itu, Idayati melaporkan peristiwa itu ke warga sekitar untuk meminta pertolongan. Kasus temuan mayat seorang bayi tersebut saat ini sudah ditangani oleh Polsek Natar. Lalu, jenazah di bawa ke RS Bhayangkara oleh petugas untuk dilakukan autopsi. Babinsa Desa Rejosari Serma Dirgantara ditemui di lokasi menerangkan, saat itu dia mendapatkan informasi dari masyarakat sekitar pukul 11.15 WIB, bahwa ada penemuan jenazah bayi dalam kondisi sudah membiru dan sudah mengeluarkan bau tidak sedap.
\" Dapat informasi itu saya langsung ke lokasi yang disampaikan warga dan meminta keterangan, \" katanya.
Kejadian penemuan bayi sudah ditangani pihak berwajib, karena di lokasi sudah ada tim medis dari Puskesmas, dan pihak kepolisian. Tidak lama, diduga ibu dari bayi tersebut diketahui identitasnya dan sekarang di rumah sakit Bhayangkara \" Tadi dari polsek juga sudah ke lokasi penemuan bayi tersebut. Ya diduga ibunya sudah dibawa oleh pihak polsek ke rumah sakit bhayangkara, \" kata Dirgantara. (feb)

Sumber: