Produksi Meningkat, Lamsel Jadi Lumbung Jagung

Produksi Meningkat, Lamsel Jadi Lumbung Jagung

Ilustrasi Gambar--

KALIANDA, RADARLAMSEL.COM - Produksi jagung di wilayah Lampung Selatan terus mengalami peningkatan. Lonjakan produksi terjadi selama tiga tahun terakhir, setelah sempat merosot di tahun 2018 dan 2019.

 

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Lampung Selatan, Eka Saputra mengatakan, di tahun 2018 hingga 2019 produksi jagung di Lampung Selatan sempat mengalami penurunan.

 

Di tahun 2017 produksi jagung sempat menyentuh angka 690.785 ton, namun merosot di tahun berikutnya menjadi 510.936 ton pertahun.

 

"Tahun 2017 produksi jagung sempat menyentuh 690 ribu ton. Tapi angka ini merosot tajam di tahun 2018 mejadi 510 ribu ton. Kemudian di tahun 2019 naik sedikit yaitu 539 ribu ton per tahun," kata Eka memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, Selasa (6/6) kemarin.

 

BACA JUGA:Dua Periode Sahuri Berhasil Membangun Desa Sidoasih

 

Eka mengungkapkan, salah satu peyebab merosotnya produksi jagung luasan hamparan panen. Di tahun 2017 luas panen mencapai 128.034 hektar dan merosot drastis menjadi 91.978 hektar di tahun 2018. Kemudian di tahun 2019 mengalami sedikit peningkatan menjadi 95.529 hektar.

 

"Salah satu yang menjadi penyebab produksi merosot yaitu menurunnya minat petani untuk menanam jangung yang disebabkan harga kurang menguntungkan sehingga jagung diganti dengan tanaman lain. Kemudian ada faktor cuaca yang tadinya bisa tiga kali musim tapi ada kemarau hanya dua musim tanam,"  ungkap Eka.

 

Produksi jagung di Lampung Selatan kembali bergairan di tahun 2020 dengan jumlah produksi sebanyak 705.178 ton. Kemudian di tahun 2021 menjadi 738.178 ton. 

 

"Peningkatan produksi paling signifikan terjadi di tahun 2021 dan 2022. Dari 738 ribu ton per tahun menjadi 878 ribu ton dengan luas panen 134 ribu hektar," sambung Eka.

 

Eka juga mengaku, dengan tingginya harga jual  tingkat petani pada tahun 2023 ini produksi jagung di Lampung Selatan juga diprediksi bakal mengalami peningkatan.

 

"Jika tidak ada kemarau panjang dan harga pertahan 3.500 hingga 4.500 ada kemungkinan produksi jagung di Lampung Selatan ini kembali melonjak dari tahun sebelumnya," pungkasnya. (vid)

Sumber: