160 Ekor Sapi Mati Akibat LSD

160 Ekor Sapi Mati Akibat LSD

Ilustrasi Gambar--

CANDIPURO, RADARLAMSEL.COM – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lampung Selatan menyiapkan 25 ribu dosis vaksin untuk mencegah penyebaran Lumpy Skin Disease atau LSD.

Dari jumlah tersebut, sebanyak delapan ribu dosis telah didistribusikan di seluruh wilayah kecamatan, kemudian disalurkan langsung kepada peternak sapi.

Ini diutarakan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lampung Selatan, Rini Ariasih saat melaksanakan kegiatan vaksinasi LSD ternak sapi di Desa Titiwangi, Kecamatan Candipuro, Rabu (12/7).

Rini mengatakan, dari 150 ribu populasi sapi di Lampung Selatan hingga kini sudah tercatat sekitar tiga ribu sapi yang telah terinfeksi penyakit LSD.

“Baik yang ada di fitlot atau perusahaan dan perorangan julmah populasi sapi di Lampung Selatan sebanyak 150 ribu. Dan yang telah teringfeksi sebanyak tiga ribu, dan yang sudah sembuh 90 persen setelah kita berikan pengobatan,” kata Rini di sela kegiatan vaksin tersebut.

BACA JUGA:Tiga Calon Kades Kuala Sekampung Sudah Muncul

Rini mengaku, upaya pencegahan ini sudah dilakukan sejak awal ditemukan kasus LSD di Lampung Selatan. Pada awal Maret Dinas Peternakan telah menyalurkan sebanyak 1.300 dosis yang telah disalurkan untuk para peternak sapi.

Kemudian menjelang Hari Raya Idul Adha, pihaknya kembali mengajukan vaksin LSD sebanyak 25 ribu dosis. Pendistribusian vaksin ini dilakukan secara bertahap.

“Vaksin ini kita lakukan secara bertahap. Delapan ribu dosis sudah kita ambil sementara sisanya masih di provinsi karena di kabupaten belum memiliki tempat penyimpanan vaksin. Penyuntikan vaksin ini juga dilakukan untuk ternak yang masih sehat, sementara yang sudah terinfeksi LSD kita lakukan pengobatan,” sambungnya.

Dalam kesempatan tersebut Rini juga mengajak para peternak sapi Candipuro untuk selalu sigap melaporkan temuan kasus LSD kepada paramedic kesehatan hewan. Upaya pencegahan lain juga dapat dilakukan peternak dengan membersihkan lingkungan kendang secara rutin.

“Para peternak bisa melakukan penyemprotan desinfektan secara rutin. Sebab penyebaran LSD ini sangat cepat, penularan virus juga bisa melalui nyamuk dan lalat,” sambungnya.

Rini Ariasih menyebutkan, berdasarkan data yang mereka miliki, sepanjang virus ini menyebar sudah ada sebanyak 3.000 ekor ternak sapi yang terpapar virus tersebut. Namun, saat ini sebanyak 2.100 ekor sudah dalam masa penyembuhan dan pemulihan.

"Jadi, sisanya yang dalam penyembuhan atau penanganan pengobatan di angka 900 an ekor. Sekarang ini selain melakukan penanganan yang sakit kami juga terus keliling memberikan vaksinasi bagi sapi yang dinyatakan sehat," ungkap Rini kepada Radar Lamsel, Rabu (12/7/2023).

Dia menjelaskan, sepanjang virus ini melanda tercatat sebanyak 160 ekor sapi yang mati. Rinciannya, terdiri dari 85 ekor potong paksa atau jual murah oleh peternak yang terpaksa memotong sapinya karena khawatir LSD menjadi semakin parah.

Sumber: