Jerat Listrik Tewaskan Dua Orang dalam Sebulan

Jerat Listrik Tewaskan Dua Orang dalam Sebulan

--

SIDOMULYO, RADARLAMSEL.COM – Perangkap tikus dengan aliran listrik tegangan tinggi lagi-lagi menelan korban jiwa. Seorang petani di Desa Sidowaluyo, Kecamatan Sidomulyo meninggal setelah tersengan listrik digunakan untuk menghalau hama tikus.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan Sidomulyo, Teguh Prasetyo  mengatakan, Made Sujane tersengat perangkap tikut saat hendak mematikan aliran listrik. Made ditemukan warga telah meninggal di ladang padi miliknya sendiri, sekitar pukul 06.45 WIB.

“Kejadiannya Kamis (13/7) pekan lalu. Saat itu korban tak sengaja terpeleset hingga menyentuh kawat dengan aliran listrik tegangan tinggi. Korban ditemukan dalam kondisi sudah meninggal,” kata Tegus kepada Radar Lamsel, Senin (7/17) kemarin.

Teguh menjelaskan, kasus serupa bukanlah yang pertama terjadi di Desa Sidowaluyo dalam tiga tahun terakhir setidaknya telah terjadi tiga kasus kematian.

Ia mengungkapkan, hama tikus telah menjadi hama endemis di Desa Sidowaluyo. Pihaknya juga tak pernah lupa memberikan sosialisasi kepada petani mulai dengan memasang papan imbauan hingga melakukan gerakan pengendalian hama tikus serentak.

“Iya kita selau memberikan imbaua agar tak memasang jerat listrik ini. Tapi sampai saat ini sebagian besar petani masih menggunakan jerat listrik,” sambungnya.

Kasus ini bukanlah yang pertama terjadi di tahun 2023. Pada akhir Mei lalu seorang buruh tani di Desa Sidoreno, Kecamatan Way Panji ditemukan warga telah meninggal tersengat jerat listrik di kebun timun.

Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (PPOPT) Kecamatan Way Panji, Irma Fitriana menjelaskan, saat itu korban hendak memanen timun, namun nahas ia terkena pagar kawar bendrat yang masih dialiri listrik.

“Yang kena itu orang yang mau panen timun subuh-subuh. Bukan pemiliki kebun,” ucapnya. 

Sama seperti Teguh Prasetyo, Irma juga mengaku, dirinya selalu mengajak petani mengendalikan hama tikus dengan cara yang lebih ramah lingkungan. Namun sampai saat ini masih ada saja petani yang memagari lahan menggunakan kawat bendrat dengan listrik tegangan tinggi.

“Kita selalu memberikan imbauan kepada petani. Bahkan kejadian itu tak lama setelah kita melakukan pengendalian serentak, beberapa hari setelahnya ada warga yang meninggal kesetrum,” pungkasnya. (vid)

Sumber: