Lomba Pidato Digelar SMAN1 Kalianda, Tujuannya Pencegahan Tindak Kekerasan

Lomba Pidato Digelar SMAN1 Kalianda, Tujuannya Pencegahan Tindak Kekerasan

Ist - Siswa SMA Negeri 1 Kalianda tengah melakukan pidato sebagai bentuk kampanye Pencegahan dan Penanganan tindak Kekerasan di satuan pendidikan.--

KALIANDA, RADARLAMSEL.DISWAY.ID - Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengkampanyekan sebuah kebijakan. Seperti pidato yang diperlombakan oleh SMA Negeri 1 Kalianda. 

Ini merupakan upaya kampanye pencegahan dan penanganan tindak kekerasan di satuan pendidikan. Cara ini memang klasik, tetapi jitu. Dewan guru SMA Negeri 1 Kalianda tahu betul cara efektif mensosialisasikan Permendikbud nomor 46 Tahun 2023 Tentang Tim Pencegahan dan Penanganan di Satuan Pendidikan. 

Bukan cuma pidato saja, SMA Negeri 1 Kalianda juga membentuk TPPTK (Tim Pencegah dan Penanganan Tindak Kekerasan). Tim itu dibentuk secara sah karena memiliki surat keputusan (SK) Tim yang di-upload di Dapodik. 

Artinya bukan cuma SMA Negeri 1 Kalianda saja, tetapi semua sekolah wajib membentuk tim tersebut. Membentuk Satgas berkorelasi langsung dengan tim untuk menganalisis dan mencegah apabila terjadi kekerasan di Satuan Pendidikan. 

"Termasuk di dalam Permen itu merupakan tiga dosa besar di dunia pendidikan pada masa lalu. Intoleransi, bullying, dan kekerasan seksual," ujar Kepala SMA Negeri 1 Kalianda, Darmiyati, M.Pd kepada Radar Lamsel, Senin, 15 Januari 2024. 

BACA JUGA:Caleg Tabrak Aturan Jadi Sorotan

Untuk mengkampanyekan itu, lanjut Darmiyati, setiap hari Senin di SMA Negeri 1 Kalianda mengadakan lomba pidato sebelum upacara dimulai. Darmiyati bilang kalau pidato ini ada tiga tema sesuai yang ada di Permendikbud, yaitu anti-bullying atau perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi. 

"Jadi dibagi ke tiga jenjang. Kelas XIII tentang kekerasan seksual, kelas XII tentang intoleransi, kelas X tentang bullying. Jadi setiap Senin ada perwakilan dari masing-masing kelas," katanya. 

Darmiyati berharap, kegiatan ini bukan hanya berpusat pada lomba pidato saja, tetapi lebih ke kampanye. Lalu melaksanakan apa yang diinginkan oleh Permendikbud itu. 

Dengan begitu, anak-anak bisa memperoleh bekal dengan tidak melakukan hal-hal yang telah dikampanyekan. Di samping itu, sekolah juga telah melakukan ikhtiar melalui literasi-literasi, dan banner di sekolah, maupun majalah dinding (mading). 

Isinya semua itu untuk mengkampanyekan gerakan-gerakan sekolah aman. Dengan adanya kegiatan ini Pemerintah menginginkan sekolah yang aman bagi anak-anak, dan juga dewan guru. 

"Sehingga sekolah dan warga sekolah aman dari ketiga hal tersebut. Jadi sekolah menginginkan yang seperti itu," kata Darmiyati. (rnd)

Sumber: