Lahan 1 Hektar Cuma Kebagian 105 Kg Pupuk

Lahan 1 Hektar Cuma Kebagian 105 Kg Pupuk

Ilustrasi Gambar--

PALAS, RADARLAMSEL.DISWAY.ID – Alokasi pupuk bersubsidi di Kabupaten Lampung Selatan mengalami penurunan hingga 37,5 persen lebih mulai terasa dampaknya bagi petani. Para petani menjerit karena minimnya alokasi pupuk murah yang disediakan oleh pemerintah pusat.

Petani di wilayah Palas misalnya, mereka harus beralih menggunakan pupuk non subsidi. Sebab di tahun ini pemerintah telah mengurahi kebutuhan pupuk subsidi.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan Palas, Yusak Murjoko mengatakan, pada tahun 2024 kebutuhan pupuk subsidi merosot cukup tajam di bandingkan tahun lalu.

“Ya tahun ini kebutuhan pupuk subsidi menurun cukup jauh di bandingkan pada tahun lalu,” kata Yusak kepada Radar Lamsel, Selasa (23/1) kemarin.

BACA JUGA:Puluhan Kantong Darah Terisi di Hari Bhakti Imigrasi

Yusak menjelaskan, pada tahun ini pihaknya mengajukan kebutuhan pupuk urea sebanyak 5.334 ton sementara yang terpenuhi hanya 52,81 persen. Sedangkan NPK 7.825, 9 ton dan yang terpenuhi hanya 29,38 persen.

“Di tahun lalu untuk pengajuan urea itu terpenuhi sebesar 95 persen dan NPK itu 35 persen. Tapi tahun ini pengajuan di RDKK untuk urea hanya 52,81 persen, dan NPKnya tak sampai 30 persen. Artinya ada penurunan cukup jauh dibandingkan tahun lalu,” ungkap Yusak.

Yusak juga menerangkan di tahun lalu, setiap satu hektar tanaman padi mendapat jatah pupuk sebanyak 190 kilogram untuk urea dalam satu musim tanam sementara NPK 105kilogram.

“Sekarang hanya dapat jatah 105 kilogram dan NPKnya hanya 88 kilogram. Artinya kebutuhan pupuk petani masih sangat kurang jauh,” sambungnya.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Bali Jaya, Desa Bali Agung Dewa Aji Sastrawan juga tak menepis adanya pengurangan kebutuhan pupuk subsidi tersebut. 

Ia juga mengajak petani untuk memilih jalan alternatif menggunakan pupuk non subsidi atau pupuk organik agar kebutuhan pupuk tanaman padi tetap bisa terpenuhi.

“Mau tak mau kita petani harus beralih ke non subsidi atau organik. Tapi menurut informasi dari salah satu distributor, ada penambahan pupuk subsidi di petengahan tahun,” pungkasnya. 

Menanggapi hal tersebut, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Lamsel, M. Amin turut berkomentar, turunnya alokasi pupuk subsidi ini jelas kebijakan yang menyengsarakan para petani. Sebab, selama ini meskipun alokasi pupuk subsidi mencukupi para petani sangat kesulitan untuk mendapatkannya.

“Apalagi ini alokasinya dikurangi. Jelas buat kami menjerit. Tapi harapan kami tata cara penebusannya dipermudah,” ungkap M. Amin via telepon.

Sumber: