Keluarga Siswa Hajar Guru di Sekolah, Disidik Akan Gelar Sosialisasi Pendidikan Karakter

Keluarga Siswa Hajar Guru di Sekolah, Disidik Akan Gelar Sosialisasi Pendidikan Karakter

KALIANDA – Plt. Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Lampung Selatan Anas Ansyori menyayangkan adanya tindak kekerasan yang dilakukan orang tua siswa terhadap guru SMPN 2 Ketapang, Kecamatan Ketapang, I Gede Sudanta, S. Ag pada Rabu (5/10) lalu. Terlebih lagi, kejadian itu terjadi di dalam lingkungan sekolah. “Seharusnya orangtua siswa terlebih dahulu mempertanyakan titik permasalahannya kepada pihak sekolah, jangan langsung main hakim sendiri. Jelas itu sudah melanggar aturan sekolah, apalagi profesi guru dilindungi oleh undang-undang,” ujar Anas Ansyori kepada Radar Lamsel saat dihubungi melalui sambungan teleponnya, Minggu (9/10) siang. Mantan Kadisidik Kabupaten Tanggamus ini menuturkan, semestinya segala kejadian dilingkungan sekolah yang melibatkan guru dan siswa, itu diselesaikan dengan cara kekeluargaaan. “Artinya berikan kesempatan terlebih dahulu kepada guru untuk memberikan pembinaan terhadap siswa. Jangan langsung main pukul saja. Jelas kejadian yang terjadi di SMPN 2 Ketapang ini sudah mencoreng nama baik dunia pendidikan di kabupaten ini (Lamsel, red),” tuturnya. Diungkapkannya, terkait kasus pengeroyokan guru oleh pihak orang tua siswa ini, pihaknya telah menyerahkan segala prosesnya ke pihak kepolisian. Sebab, lanjutnya, korban sudah melaporkan kejadian tersebut ke pihak Polsek Penengahan. “Kami (disidik, red) sudah meminta kepada pihak sekolah agar segera menyelesaikan pesoalan itu secara kekeluargaan. Namun, jika memang secara pribadi korban (I Gede Sudanta, red) merasa telah dirugikan, ya silahkan saja jika ingin menindaklanjuti kasus tersebut ke jalur hukum,” ungkapnya. Oleh karena itu, Anas menambahkan, agar kejadian serupa tidak lagi terulang di dunia pendikan di Kabupaten Lamsel, pihak Disdik telah mewacanakan untuk menggelar bimbingan teknis dan sosialiasi kepada seluruh siswa dan orang tua siswa, tentang pendidikan karakter siswa dengan melibatkan pihak Direktorat Pendidikan selaku narasumber atau pembicara. “Kegiatan bimtek atau sosialiasi ini bertujuan, agar para guru, siswa dan orang tua sama-sama memahami tentang pendidikan karakter. Sehingga, kejadian pengereyokoan guru yang terjadi di SMPN 2 Ketapang beberapa hari lalu, itu tidak akan terulang lagi,” harapnya. “Kepada pihak sekolah saya pun mengimbau agar dapat memahami karakter para peserta didiknya disekolah. Ini penting, supaya pihak sekolah (guru, red) tidak lagi menjadi bulan-bulanan siswa maupun pihak keluarga siswa itu sendiri nantinya,” pungkasnya. Diberitakan sebelumnya, kasus kekerasan dilingkungan sekolah kembali terjadi di Kabupaten Lamsel. Kali ini korbannya adalah I Gede Sudanta, S. Ag salah satu guru sekolah yang mengajar di SMPN 2 Ketapang, Kecamatan Ketapang. Guru Gede Sudanta dikeroyok oleh orang tua siswa bernama KS (14), yakni Ketut Puspa (50) beserta kaka KS yakni Kadek Marjana (23), dengan cara main hakim sendiri yang mendatangi korban di sekolah. Informasi yang diperoleh Radar Lamsel, peristiwa pengeroyokan itu terjadi pada saat jam belajar sekolah. Dimana, Guru Gede Sudanta menegur KS yang mengenakan topi saat berada didalam kelas. Lalu, saat jam istirahat sekolah, KS memakai topi itu kembali. Saat I Gede Sudanta lewat didepan KS, korban kembali mengingatkan KS untuk melepas topi yang dipakai. Tidak hanya sampai disitu saja, Guru Gede Sudanta menghampiri KS untuk mengambil topi tersebut dan mengayunkan topi tersebut ke kepala KS. Setelah kejadian itu, KS pun pulang kerumah. Lalu secara tiba-tiba datanglah orang tua KS bersama kakak KS untuk mencari guru Gede. Sesaat kemudian bertemulah mereka bertiga (Guru Gede, Orang Tua dan Kakak KS, red) di ruang guru. Tanpa adanya komando, korban (Gede Sudanta, red) langusng dihajar oleh kakak dan orang tua KS. Untuk mempertanggung jawabkan perbuatan tersebut, saat ini kedua pelaku tengah diamankan di Mapolsek Penengahan untuk diproses secara hukum yang berlaku. (iwn)

Sumber: