Ramai-Ramai Menghajar Bulog

Ramai-Ramai Menghajar Bulog

Ketut, salah satu dari sekian banyak pengusaha padi yang menyampaikan keluhannya di hadapan Bupati Lampung Selatan, dan perwakilan Bulog, saat rapat koordinasi mekanisme penyerapan gabah di Aula Rajabasa Setdakab Lampung Selatan, Senin, 14 April 2025.--(Randi Pratama)

 

Okta Iswanto merespons beragam serangan itu dengan santai. Menurut dia, hasil rapat tersebut sangat baik. Bahwa yang menjadi permasalahan terhadap program serapan gabah yang memang betul-betul baru berjalan, dengan keadaan yang mungkin dengan persiapan yang terbatas.

 

"Tapi dengan pertemuan tadi banyak difasilitasi oleh Bapak Bupati, mudah-mudahan itu membuat kegiatan ini semakin lancar dan cepat," katanya.

 

Soal pembentukan CV atau PP, apakah ada garansi dari Bulog untuk menerima para pengusaha menjadi mitra? Okta mengatakan semua itu tergantung dari hasil survei yang akan dilakukan bersama oleh tim yang dibentuk Bulog bersama Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan.

 

"Bagaimana hasil survei, mudah-mudahan apa yang kita harapkan terkait dengan sarana dan prasarana mitra maklon bisa sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan," katanya.

 

Beragam persoalan akhir-akhir ini sepertinya memang menyasar Bulog. Seperti molornya pembayaran gabah mitra Bulog yang telah terjadi sejak akhir Maret lalu. Buntutnya gapoktanlah yang menjadi sasaran kemarahan petani lantaran hasil panen belum sampai ke tangan mereka.

 

Salah satu ketua Gapoktan mengaku tunggakan pembayaran gabah hampir dialami oleh semua kelompok tani yang menjadi mitra bulok. Inti judulnya, Gapoktan bukannya mendapatkan untung, malah dibikin pusing tujuh keliling.

 

"Ya, gimana kita disuruh jadi mitra cari gabah lalu dijual di maklon tapi bayarnya lama. Kami gapoktan ini yang jadi sasaran petani," katanya.

 

Sumber: