Ramai-Ramai Menghajar Bulog

Ketut, salah satu dari sekian banyak pengusaha padi yang menyampaikan keluhannya di hadapan Bupati Lampung Selatan, dan perwakilan Bulog, saat rapat koordinasi mekanisme penyerapan gabah di Aula Rajabasa Setdakab Lampung Selatan, Senin, 14 April 2025.--(Randi Pratama)
Tunggakan itu, kata dia mulai terjadi sejak akhir Maret sampai saat ini. Dia bercerita ada mitra Bulog yang belum mendapat pembayaran dengan nominal yang fantastis mencapai ratusan juta. Bahkan, ada juga yang mencapai hampir setengah miliar rupiah.
"Kalau saya enggak banyak, cuma dua mobil yang belum dibayar. Tapi ada kawan saya di Way Panji sampai Rp500 juta, Mas," ucapnya.
Gapoktan juga kerap menjadi tumbal ketika gabah yang disetor ke pabrik maklon tak sesuai kualitas. Padahal, semua itu terjadi akibat proses bongkar gabah yang memang lambat dan memakan waktu sampai berhari-hari. Dampaknya membuat kualitas gabah yang bagus menjadi jelek.
"Berasnya jadi kuning, lagi-lagi kami mitra ini yang dapat komplain dari pihak bulog," ucap salah satu gapoktan yang menyampaikan keluhannya kepada pihak Bulog saat audiensi.
Sumber: