Lampung Mulai Hilirisasi Pertanian dari Desa

--
NATAR, RADARLAMSEL.DISWAY.ID - Industrualisasi pertanian di Provinsi Lampung telah memasuki babak baru. Uji coba mesin pengering gabah dan jagung kapasitan 20 ton di Natar oleh Gubernur Lampung Rahmat Mirzan Djausal (RMD) pada Jumat (16/5) menjadi langkah awal hilirisasi pertanian telah dimulai.
RMD menjelaskan, selama ini hasil gabah padi dan gabah jagung belum bisa memeberikan kemakmuran masyarakat Lampung. Harga jual selalu anjlok setiap musim panen tiba.
" Jagung itu kemarin-kemarin harganya Rp 4.000, Rp 4.500. Kalau lagi panen harganya jadi Rp 2.500. Kenapa bisa begitu, karena petani tidak bisa mengeringkan jagung," kata RMD.
Pembangunan pabrik pengering ini menjadi salah upaya hiliriasai hasil pertanian dari desa di Provinsi Lampung telah dimulai. Dengan mengeringkan sendiri hasil panen, petani tidak bergantung lagi pada tengkulak. Sebab jagung yang telah kering memiliki nilai tawar yang lebih tinggi. Dan harga jagung akan terjaga.
BACA JUGA:SMA Negeri 2 Kalianda Ukir Prestasi di Ajang Garda Fair se-Sumatera Bagian Selatan
"Jagung kalau tidak kering, tidak bisa tahan lama. Dua minggu sudah busuk. Tapi kalau sudah kering bisa tahan setahun, nilai tawarnya juga meningkat," kata dia.
Kedepan silo modern dan pabrik tingkat kecamatan akan dibangung. Provinsi Lampung akan memproduksi tepung jagung, konsentrat, bahkan tepung ikan sendiri dari desa.
Dengan hilirisasi berbasis desa, kita ingin petani tidak hanya jadi produsen bahan mentah—tapi jadi bagian dari rantai industri.
Petani untung, desa tumbuh, ekonomi Lampung melesat.
"Efeknya ada nilai tambah, yang tadinya selisih harga pengering itu Rp 500 untuk pengepul dan industri . Kini dikenbalikan ke petani karena sudah mengeringkan hasil panen sendiri," tutup Gubernur. (rls)
Sumber: