Saling Klaim Tanah, Warga Dikeroyok Hingga Babak Belur

Saling Klaim Tanah, Warga Dikeroyok Hingga Babak Belur

KATIBUNG – Gara-gara blokir jalan, seorang warga dikeroyok hingga babak belur dan harus dilarikan kerumah sakit. Tidak terima, atas pengeroyokan itu, korban melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Tanjungan. Kapolsek Tanjungan, AKP. Marwan Kholid membenarkan ada seorang warga yang melapor akibat tindak pengeroyokan yang terjadi di depan Rumah Makan Trans Jaya Desa Tanjungan, pada Minggu (9/10) lalu. “Korban yang melapor atas nama Atjeng Halim Redi warga Durian Payung, Bandar Lampung dikeroyok oleh sekelompok orang,” kata Marwan kepada Radar Lamsel. Dijelaskannya korban baru melaporkan kejadian ini secara lisan, sehingga penyebab kejadian belum diketahui secara pasti. “Korban masih dirawat di RS, jadi belum bisa dimintai keterangan,” ujarnya. Sementara pihaknya mendapat informasi, sebanyak lima orang pelaku yang melakukan pengeroyokan tersebut. Pengeroyokan bermula dari pemblokiran jalan di Desa Talang Baru, Kecamatan Sidomulyo.  “Lima identitas pelaku sudah kami kantongi, dan sudah berkoordinasi dengan Polsek Sidomulyo,” terangnya. Informasi yang berhasil dihimpun Radar Lamsel, pengroyokan bermula dari saling klaim tanah di Desa Talang Baru. Karena tidak terima tanah diblokir oleh korban, pihak Perusahaan PT. Centra Bibit Mandiri menyuruh orang untuk memberhentikan aktifitas tersebut. Pemblokiran jalan itu dilakukan karena sengketa tanah sudah dilaporkan ke Polres Lamsel. Karenanya, sambil menunggu proses keputusan dari kepolisian jalan diblokir sementara. Akibat pengeroyokan itu korban tak sadarkan diri, dan harus mendapatkan perawatan intensif. Tepisah Kepala Desa Talang Baru Ahmadi mengakui, adanya sengketa tanah antara perusahaan penggemukan sapi dan warga. “Mereka saling klaim tanah itu milik mereka,” kata Ahmadi. Berdasarkan sertifikat tanah perusahaan itu, lanjut Ahmadi, terdapat jalan menuju Jalinsum dengan panjang 100 meter dan lebar 4 meter. “Tanah perusahaan didalam sedangkan tanah warga diluar, tidak ada jalan umum. Inilah yang menimbulkan polemik,” ujar Ahmadi. Sementara itu pihak perusahaan Feedloter sapi PT. Centra Bibit Mandiri, Simon belum bisa dimintai keterangan terkait masalah ini. Saat dihubungi melalui sambungan telepon, meski aktif namun tidak digubris. (ver)

Sumber: