Anggota DPRD juga Ikut Mengkritik
CANDIPURO – Pembangunan jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Batuliman Indah dengan Desa Rantau Minyak, Kecamatan Candipuro tak hanya menuai kritik warga. Syaiful Anwar, anggota DPRD Lamsel yang berasal dari Kecamatan Candipuro pun ikut mengkritik hasil pembangunan jalan lapen yang dinilai asal jadi tersebut. Politisi Partai Gerindra ini juga menilai proyek senilai hampir Rp 1 miliar itu dinilai mubazir karena kondisi aspal lapen yang tipis. Menurutnya pihak kontraktor seharusnya memperhatikan kualitas pembangunan dengan memperhatikan ketahanan jalan untuk beberapa tahun kedepan. “Jangan asal jadi dong, masyarakat sini kan sudah bertahun-tahun tidak merasakan jalan mulus. Kalau pengerjaan asal jadi ya hasilnya pun tidak akan awet,” ujar Saiful Anwar kepada Radar Lamsel, Selasa (25/10) kemarin. Dikatakannya, pihak kontraktor seharusnya mengerjakan proyek tersebut dengan detail. Sebab, ada senggang waktu selama 120 hari pada masa pengerjaan jalan yang masuk jalur tengah untuk wilayah Lamsel itu. “Ada senggang waktu kok, 120 hari merupakan waktu yang ideal untuk mendetail pekerjaan. Bukan asal jadi, yang dirugikan disini ada dua pihak. Satu masyarakat, kedua pemerintah,” tegas anggota Komisi C DPRD Lamsel itu. Lebih lanjut dia mengatakan, kritikan masyarakat terhadap pembangunan jalan merupakan hak setiap warga. Sebab, negara ini menganut sistem demokrasi. “Dengan adanya kritikan yang membangun dari masyarakat akan lebih mudah mewujudkan pembangunan Lamsel yang lebih baik. Ini yang perlu menjadi perhatian kontraktor. Mari bangun Lamsel dengan baik bukan asal jadi,” imbuhnya. Diberitakan sebelumnyaPembangunan jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Batuliman dan Rantauminyak Kecamatan Candipuro sudah rampung dikerjakan. Namun kualitas pembangunan jalan yang menelan biaya sebesar Rp 988.530.000,- oleh CV. Ricco itu dikritik masyarakat setempat. Sapardi (45) warga Batuliman Indah adalah salah satu warga yang mengkritik pembangunan jalan tersebut. Dia mengatakan, peningkatan jalan dari onderlagh menjadi lapen itu terkesan mubazir. Sebab, dia menilai aspal yang mengikat jalan masih terlihat tipis yang dikhawatirkan tidak akan bertahan lama. “Baru saja selesai. Tingkat ketebalan dan adonan aspalnya sangat tipis. Tidak sesuai dengan besaran nilai yang dikucurkan pemerintah yang hampir mencapai Rp1 miliar,” ujarnya. (ver)
Sumber: