Mampu Hasilkan Jutaan Rupiah, Setengah Hektar Pernah Produksi 8 Ton
Kisah Sunarto, petani asal Waypanji yang Mengembangkan Bawang Merah
Komoditas Bawang Merah ternyata tidak hanya bisa dihasilkan petani di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Petani di Lampung Selatan juga bisa menanam salah satu bahan bumbu dapur dan hasilnya sangat menggiurkan. Laporan AGUS PAMINTAHER, WAYPANJI BERKUTAT dengan berbagai tanaman, sudah menjadi pekerjaan sehari-hari Sunarto (60). Warga Dusun Sidorahayu, Kecamatan Waypanji ini puluhan tahun menjadi petani. Dari hasil bertaninya, ia bisa menyekolahkan anak-anaknya dan memenuhi kebutuhan keluarga. Bahkan dua anaknya kini meneruskan juga menjadi petani. Radar Lamsel dan Mujahidin, adik ipar Sunarto, menyambangi lahan pertanian Sunarto yang lokasinya tak jauh dari rumahnya. Dari kejauhan pria bertubuh dempal tersebut, nampak menghabiskan hari-harinya di lahan pertanian dengan ditemani isterinya Sriyani (55). Setelah menyambut kedatangan kami, Sunarto mulai bercerita bagaimana ia tetap menekuni pekerjaan sebagai petani. Mulai dari bertanam padi, jagung dan sayur-sayuran sudah ia coba. Bahkan menanam bawang merah telah dilakukan sejak 16 tahun lalu dan hasilnya sangat memuaskan. “Setiap tahun, lahan ini saya tanami padi jika musim rendang. Setelah itu ditanami jagung dan sesudahnya ditanam dengan berbagai tanaman seperti bawang merah, cabai, tomat, melon hingga semangka,” kata Sunarto. Disinggung mengenai tanaman bawang merah, Sunarto mengaku hasilnya sangat luar biasa. Dengan modal berkisar Rp 6-7 juta dalam seperempat hektar, panen bisa mendapatkan keuntungan belasan juta rupiah. Bahkan saat musim penghujan seperti sekarang ini, hasil tanaman bawang merah juga cukup menggembirakan. “Dengan harga jual bawang merah seperti sekarang ini saja, bisa lumayan. Meskipun kita lakukan panen lebih awal, karena curah hujan yang cukup tinggi. Kalau musim kemarau, hasilnya bisa lebih bagus lagi, kisaran dua ton dalam seperempat hektar,” imbuhnya. Selama menanam bawang merah, Sunarto bahkan pernah mendapatkan hasil yang luar biasa. Di lahan setengah hektar saat itu bisa mendapatkan hasil hingga 8 ton. Kini seiring banyaknya penyakit pada tanaman, hasil tersebut mulai menurun, tetapi tidak membuat petaninya menjadi bangkrut. “Bertaman bawang merah memang harus ada tanaman tomat didekatnya. Karena hama penyakit yang tadinya menyerang tanaman bawang merah beralih menyerang tanaman tomat. Tetapi kalau dekat dengan tanaman terong, itu yang kami kawatirkan,” pungkas Sunarto. Terpisah, Plt. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kabupaten Lampung Selatan, Ir. Firdaus mengaku, tanaman bawang merah cocok ditanam di lahan yang ada di beberapa kecamatan. Bahkan, hasil yang didapat petani cukup menggembirakan. “Untuk di Way Panji memang cocok kalau ditanami bawang merah dan hasilnya sangat luar biasa. Begitu juga yang ditanam di Kecamatan lain seperti Ketapang, petani juga bisa panen dengan baik. Kalau petani di Lamsel bisa bertanam bawang merah, tentu tidak harus membeli dari luar daerah,” kata Firdaus. Firdaus berharap, petani bisa ikut belajar bertanam bawang merah ke luar daerah. Karena ilmu yang didapat dapat diterapkan dengan baik agar tanaman bawang merah Lamsel tidak kalah mutunya. “Harapan kami mereka mau belajar ke luar daerah dan tidak cukup itu saja ilmunya,” pungkas pria berkacamata. (*)Sumber: