Kerajinan Tangan dari Daun Kelapa Mulai Digemari

Kerajinan Tangan dari Daun Kelapa Mulai Digemari

SIDOMULYO – Kerajinan tangan berbahan dasar daun kelapa atau lebih dikenal masyarakat dengan sebutan lidi, saat ini mulai digemari oleh kaum ibu. Di Desa Sidodadi, Kecamatan Sidomulyo misalnya. Puluhan ibu rumah tangga mengaku sedang menggeluti kegiatan anyaman menggunakan bahan dasar lidi tersebut. Selain mudah didapat, daun kelapa dinilai bisa menghasilkan hasil karya rumahan (handmade) yang punya nilai jual. “Modal utamanya adalah keinginan, setelah punya keinginan otomatis akan bisa dipelajari teknis anyaman yang benar, agar menghasilkan sebuah karya bernilai jual,” kata Nurhasanah (40) salah seorang ibu rumah tangga asal Sidodadi, Selasa (6/12) kemarin. Dikatakannya, daun kelapa dipilih sebagai bahan dasar utama. Pasalnya, dengan daun kelapa ibu-ibu tidak perlu merogoh biaya untuk sekedar belajar anyaman. “Tidak perlu biaya, yang penting bisa belajar dulu,” ujarnya. Hal senada juga dikatakan Ningsih (37) ibu rumah tangga ini mengaku sudah mempelajari tehnik anyaman dengan menghasilkan beberapa karya yaitu, bakiak, nampan, serta hiasan dinding yang terbuat dari daun kelapa. “Sebetulnya kreatifitas lah yang perlu diperhatikan dalam kerajinan anyaman. Jadi, dari bahan dasar daun kelapa tidak melulu menghasilkan sapu lidi saja,” kata ibu dua orang anak itu. Saat ditanya apakah pemerintah sering mengadakan pelatihan, Ningsih mengatakan sejauh ini hanya pemerintah desa saja yang gencar mendatangkan mentor khusus untuk pemberdayaan kaum ibu. “Sering diadakan pelatihan, utamanya untuk menyadarkan kaum ibu agar lebih produktif  dan dapat menambah penghasilan dari hasil anyaman tersebut,” kata dia. Dari hasil anyaman itu lanjut Ningsih, bisa langsung dijual dipasar atau ditampung terlebih dahulu untuk dipasarkan. Untuk bakiak dijual seharga Rp 15.000,- nampan Rp 10.000, sapu lidi Rp. 5.000 dan masih banyak lagi hasil kerajinan yang bisa diciptakan dari daun kelapa. Kades Sidodadi Rahmat Witoto mengatakan, pelatihan atau pemberdayaan ibu PKK desa sering digelar. Hal ini dilakukan agar masyarakat lebih mengutamakan ekonomi kreatif ketimbang hanya duduk manis dirumah. “Pemberdayaan itu penting, bagi yang masih belum mengerti tentang tehnik anyaman, akan kami datangkan mentor agar hasil karya ibu-ibu lebih bervariasi,” tandasnya. (ver)

Sumber: