Butuh Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Dari Diskusi KAHMI Untuk Lampung Selatan
KALIANDA – Kabupaten Lampung Selatan kaya akan potensi sumber daya alam dan manusia. Tetapi, meski dianugerahi potensi yang berlimpah kabupaten tertua di Lampung ini masih belum juga menunjukan kemajuan pembangunan yang maksimal. Meski begitu kabupaten berjuluk Khagom Mufakat ini memiliki peluang yang cukup refresentatif untuk berkembang dengan pesat. Asalkan masyarakat Lamsel yang merupakan subjek pembangunan bisa bahu-membahu turut serta dalam geliat pembangunan. Selain itu penerapan budaya kearifan lokal juga dinilai menjadi kunci keberhasilan pembangunan di Kabupaten Lampung Selatan. Demikian kesimpulan dari diskusi Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Lampung Selatan di aula Sebuku Lamban Rakyat Rumah Dinas Bupati Lamsel, Rabu (11/1) malam. Diskusi yang mengusung tema “Pembangunan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat Desa” itu memang menghadirkan mitra pembicara dari Universitas Lampung (Unila) Dr. Ayi Achadiat, SE., MBA, Tenaga Ahli (TA) Pendamping Desa Fiqih Tjindarboemi, SE dan Kadis Pemberdayaan masyarakat Desa DulKahar, MAP dengan di moderatori Presidium KAHMI Lamsel Dwi Riyanto. Ayi Achadiat, dalam pemaparannya mengungkapkan kekayaan Lamsel membutuhkan polesan dan langkah-langkah strategis dari pemimpin guna mempercepat pembangunan. Nah, dari sudut pandangnya Bupati Lamsel H. Zainudin Hasan yang kini memimpin Lamsel memiliki ambisi yang kuat guna membenahi kabupaten Lamsel. “Tetapi ambisi tentang pembangunan ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh seorang pemimpin. Harus didukung seluruh stakeholder dan elemen termasuk rakyat. Artinya partisipasi publik dibutuhkan dalam akselerasi pembangunan di Lamsel,” ungkap dia. Menurut dia, Lamsel juga beruntung memiliki pemimpin yang ambisi dalam pembangunan. Sikap ambisi yang positif itu perlu diapresiasi dengan sikap welcome dan trust society agar apa yang direncanakan dalam pembangunan bisa berjalan. “Tetapi publik tetap harus ikut mengawasi langkah-langkah kebijakan yang akan dilakukan,” ungkap dia. Ayi juga menilai segudang potensi yang dimiliki Lamsel bisa berkembang dengan gaya kepemimpinan Bupati Lamsel H. Zainudin yang bertindak out of the box dalam memimpin kabupaten ini. “Nah, tinggal bagaimana masyarakat menyikapi gaya dan langkah-langkah strategi bupatinya dalam memajukan kabupaten ini,” ujar Ayi. Dengan memahami pola kepemimpinan Zainudin, sambung Ayi, ditambah dengan peningkatan kapasitas partisipasi masyarakat yang didasarkan atas kearifan lokal yang ada, Lamsel dimasa yang akan datang bisa maju berkembang. Sebab, pembangunan yang dilakukan pemerintah yang dibutuhkan tak hanya anggaran, melainkan dukungan dan partisipasi masyarakat. “Ini penting karena tanpa diimbangi partisipasi publik, sulit bagi bupati atau pemerintah untuk memajukan kabupaten ini. Nah kuncinya ada pada kemampuan dan keahlian para pengggerak masyarakat dalam berkomunikasi dan mengajak warga untuk berpartisipasi,” pungkas dia. Senada dengan Kepala BPMD Lamsel Dulkahar. Menurut pejabat eselon II yang baru dilantik pada 3 Januari ini fokus pembangunan akan bertitik didesa. Dia juga mengungkapkan tahun 2017 perputaran uang yang akan terjadi di desa guna meningkatkan ekonomi masyarakat mencapai Rp 300 Miliar. Jumlah anggaran yang besar itu diharapkan dapat menjadikan desa-desa di Lamsel mandiri dengan pengembangan ekonomi berbasis kerakyatan dan pembentukan BUMDes. “Alhamdulillah, saat ini desa yang sudah banyak. Tahun ini kita target seluruh desa bisa memiliki BUMDes,” ungkap dia. Bupati Lamsel H. Zainudin Hasan yang mengikuti diskusi itu mengakui banyak kendala yang dihadapinya dalam membenahi Kabupaten Lamsel. Bupati yang baru menjabat selama 11 bulan ini mengakui sulitnya merubah pola pikir aparatur sipil negara (ASN) yang membantunya bekerja. Namun, dengan pelantikan yang dilakukan 3 Januari lalu ia yakin gerbong organisasi Pemkab Lamsel sudah bisa bergerak cepat. “Dari awal dilantik banyak kendala. Banyak aturan yang mengganjal disana sini. Alhamdulillah sekarang bisa tancap gas,” ungkap dia. Zainudin juga mengamini partisipasi publik dalam pembangunan sangat dibutuhkan dirinya. Salah satu contoh yang dia ungkap diforum itu adalah rencana pembangunan dan pelebaran jalan lingkar pesisir Rajabasa yang belum mendapatkan dukungan masyarakat. “Padahal, masyarakat teriak-teriak minta perbaiki jalan dan kembangkan wisata. Coba yang muda-muda ini bisa membantu ikut mensosialisasikan kepada masyarakat supaya jalan itu kita lebarkan. Saya ini gregetan. Basic saya kan pengusaha. Tidak bisa yang berleha-leha. Maunya cepat saja,” ujar dia. Dia berharap masyarakat juga bisa memahami dan saling berkomunikasi jika ada persoalan dalam pembangunan. Saluran komunikasi itu ia buka seluas-luasnya kepada masyarakat untuk saling bertukar pikiran dan diskusi tentang pembangunan. “Saya senang diskusi seperti ini. Mudah-mudahan bisa terus digelar untuk meningkatkan komunikasi dan silaturahmi,” ungkap dia. (edw)Sumber: