Eratkan Tali Persaudaraan, Padukan Adat Lampung dan Bali

Eratkan Tali Persaudaraan, Padukan Adat Lampung dan Bali

Melihat Prosesi Pengukuhan Pesaksian Adat Bali di Way Panji

Tali persaudaraan antara Lampung dan Bali semakin kuat dengan dikukuhkannya Ananda Toh Pati, Putera dari Menteri Kehutanan RI Siti Nurbaya yang menyandang gelar Satria Dalam Putera Dinutan usai prosesi Pesaksian adat Bali di Way Panji, Rabu (18/1) kemarin. Laporan VERI DIAL ARIYATAMA, WAYPANJI HIASAN janur kuning serta kain kotak-kotak dengan corak hitam putih memenuhi kediaman Ketua Parisade Hindu Dharma (PHDI) Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) Made Sukintre, kemarin. Namun ada yang menarik dalam prosesi adat tersebut. Hanuang Bani yang merupakan mahkota yang biasa dipakai oleh pria Lampung tampak berbaur dengan Udeng yang biasa dipakai dalam upacara adat Bali. Bukan itu saja, kolaborasi tarian sigokh pengutten dan tari belibis adat Bali juga disuguhkan pada acara seremonial nan sakral itu. Terjawab sudah rasa penasaran Radar Lamsel, ternyata iringan tarian serta upakara tersebut merupakan rentetan dari Pesaksian yang mengukuhkan salah seorang putera daerah Ananda Toh Pati menjadi keluarga besar adat Bali. Ya, pada siang itu ratusan orang mulai dari tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda dari kedua budaya itu bersatu padu mempererat tali persaudaraan dan sepakat bergandengan tangan menyongsong masa depan yang lebih baik. “Kita semua adalah ulun lappung, cuma asalnya dari Pulau Bali dan sukunya suku Bali. Tapi hakekatnya kita semua adalah ulun lappung,” ujar Gusti Nyoman salah seorang seniman yang hadir dalam acara tersebut. Lahir di Bali dan besar di Lampung adalah takdir. Sebab, kata Gusti Nyoman, dimana langit dijunjung disitu bumi dipijak. Dari filosofi yang melegenda itu dirinya tak sungkan menyatakan bahwa ia merupakan bagian dari Lampung. Pengakuan itu bukan sebatas jargon semata, besar dikalangan seniman serta dikukuhkan sebagai bagian adat Lampung angken muakhi dengan menyandang gelar Khadin Jaya Arsana. “Jika digali banyak persamaan antara kedua adat budaya ini, tidak banyak perbedaan justru lebih banyak persamaan,” ujarnya menegaskan. Pengangkatan Adinda Toh Pati, Putera dari Menteri Kehutanan RI itu merupakan penegasan bahwa saat ini dan seterusnya tali persaudaraan akan terus berlanjut. “Kamu adalah saya, deritamu deritaku, kebahagiaanmu kebahagianku pula, kalau sudah begini tidak akan ada pertikaian antar saudara,” ujar dia. Usai dikukuhkan dengan gelar Satria Dalam Putera Dinutan, Ananda Toh Pati mengaku senang dengan jalinan persaudaraan yang semakin kuat antar kedua adat. Menurutnya, meski tidak dilakukan secara sakral persaudaraan keduanya akan tetap terjalin dengan baik. “Sewajarnya meski tidak Pesaksian, tali persaudaraan akan teratp terbangun. Namun ini merupakan penegasan dan komitmen sebagai ulun lappung,” ujar Toh Pati usai upakara. Meski terik matahari tepat berada diatas ubun-ubun, namun prosesi adat diiringi irama musik serta kolaborasi adat budaya antar keduanya menjadi penyejuk pada siang itu. Ketua PHDI Lampung Selatan Made Sukintre mengungkapkan, bahwa arti dari Satria Dalam Putera Dinutan itu yakni bangsawan sebagai anak berbakti yang ikut serta dalam keluarga. “Dengan pengangkatan tersebut terhapuslah sudah friksi yang ada selama ini serta tak ada lagi keragu-raguan dari persaudaraan yang selama ini sudah terjalin erat,” ujar Made Sukintre. Sementara itu Tokoh adat Lampung Nipolin merespon dengan baik atas jalinan silaturahmi kedua budaya. Membangun silaturahmi dari kelompok-kelompok kecil hingga meluas ranahnya amatlah penting. “Ini merupakan bentuk komunikasi dan kolaborasi penanda sekaligus penegasan tidak ada lagi friksi antar keduanya,” ujar Nipolin. Nipolin menjelaskan wacana-wacana semacam ini sangat diperlukan untuk bersatu dan tidak lagi memandang derajat satu sama lain. “Mari kita tunjukan kalau kita ini satu, gotong-royong membantu sesama adalah bentuk kesungguhan dan komitmen bersama,” tandasnya. (*)

Sumber: