87 Hektar Sawah Kembali Terendam Banjir

87 Hektar Sawah Kembali Terendam Banjir

CANDIPURO – Air sungai Way Katibung kembali meluap. Sekitar 87 hektar sawah milik petani kembali terendam banjir. Akibatnya tanaman padi berumur sekitar 30 – 40 hari terancam puso. Informasi yang dihimpun Radar Lamsel, hujan deras yang mengguyur wilayah Candipuro beberapa hari terakhir menyebabkan air sungai Way Katibung meluap. Tanggul penangkis yang tak kunjung diperbaiki menjadi penyebab sawah petani direndam banjir. Kepala Desa Sinar Pasemah Puji Purwantoro mengatakan, luapan air sungai Way Katibung yang memisahkan Lamsel dan Lamtim itu menggenangi persawahan yang ada di Sinar Pasemah sejak Kamis (16/2). “Puncaknya terjadi pada Jum’at dinihari, air sungai merendan tanaman pagi setinggi lutut orang dewasa,” kata Puji Purwantoro saat ditemui Radar Lamsel di kantor Kecamatan Candipuro, Jum’at (18/2). Tanggul penangkis yang kerusakannya semula hanya 50 meter kini meluas jadi 100 meter. Alhasil, ketakutan petani selama ini menjadi kenyataan. “Sawah seluas 87 hektar kembali terendam,” beber dia. Jika curah hujan terus terjadi kata Puji, kemungkinan tanaman padi jenis Muncul dan Cilamaya milik petani akan mati terendam air. Dikhawatirkan, tidak hanya persawahan di Sinar Pasemah yang terkena dampak namun desa tetangga seperti, Rawa Selapan, Sinar Palembang, hingga Sidoasri juga bisa terendam. “Jika tidak segera diatasi, ya tidak menutup kemungkinan banjir tahunan ini bisa kembali merendam persawahan di Candipuro seperti dua tahun terakhir,” ujarnya. Sejak tanggul pemisah Lamsel dan Lamtim jebol sekitar tiga tahun lalu, hasil pertanian padi mengalami penurunan. “Hasil penen jadi tidak maksimal kerena banjir yang terjadi,” kata Wagino (45) salah satu Anggota Kelompok Tani Sinar Pasemah. Para petani yang lahannya terendam banjir sangat mengharapkan percepatan pembangunan tanggul tersebut. Jika tidak cepat diperbaiki, sambung Wagino banjir yang tidak dapat di prediksi sangat merugikan petani. “Kami (petani red) sangat bergantung pada hasil panen, kalau banjir terus kapan kami bisa menikmati hasil panen,” ungkapnya. Terpisah, Kepala UPT Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura (DPTPH) Kecamatan Candipuro Legiyem membenarkan jika lahan persawahan seluas 87 hektar itu sudah tiga hari terendam banjir. Tanaman padi yang memasuki masa vegetatif itu berumur sekitar sebulan. “Kalau dalam jangka waktu satu minggu air tidak juga surut, tanaman padi milik petani dipastikan mati dan tentunya kembali gagal panen ditahun ini,” kata Legiyem. Dibagian lain, Camat Candipuro Wasidi, SE mengatakan, kejadian tersebut sudah dilaporkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Lamsel. “Sudah kami laporkan kepada BPBD,” kata dia. Dikatakan Wasidi, rencana pembangunan tanggul tersebut memang akan direalisasikan pada 2017 ini namun belum pasti kapan realisasinya akan dimulai. Namun belum lama ini, sambung dia, Tim dari Balai Besar Way Sekampung (BBWS) sudah meninjai titik koordinat perbaikan tanggul. “Sudah ditinjau untuk segera diperbaiki, namun banjir yang terjadi kembali merisaukan petani di Candipuro, kerusakan tanggul kini sudah mencapai 100 meter,” tandasnya. (ver)

Sumber: