17 Hektare Tanaman Padi di Sinarpasemah Puso
KALIANDA – Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Lampung Selatan memastikan 17 hektare tanaman padi di Desa Sinarpasemah, Kecamatan Candipuro gagal panen (puso’red) akibat terendam banjir. Jumlah itu bisa dipastikan setelah dinas yang menangani urusan pertanian ini bergerak melakukan pendataan lahan padi milik masyarakat yang terendam banjir akibat tanggul jebol di aliran sungai Way Ketibung. Kepala DTPHP Lamsel Ir. Rini Ariasih memastikan banjir yang merendam 87 hentare sawah telah surut. Namun, dari puluhan hektare tanaman padi yang berumur 15-30 hari itu, 17 hentare dipastikan puso. “Data dari petugas dilapangan sudah masuk ke DTPHP. Maka, kami dapat simpulkan 17 hentare lahan yang dipastikan puso,”ujar Rini kepada Radar Lamsel dikantornya, kemarin. Dia menjelaskan, tanaman padi yang puso merupakan milik 27 petani yang tergabung di dalam dua kelompok tani (poktan). Yakni Poktan Margajaya dan Banyuwangi I. “Bahkan, kami juga sudah mengetahui nama-nama para petani yang tanamannya puso. Segera kami proses bantuan melalui cadangan bibit daerah (CBD). Tetapi, sekarang petani boleh menanam dengan bibit mereka dahulu, setelah itu baru akan kami ganti. Dengan kalkulasi 25 kilogram bibit per hektare,”terangnya. Pihaknya juga tidak memungkiri jika bakal terjadi banjir susulan. Mengingat, curah hujan yang masih tinggi serta kondisi tanggul yang belum juga diperbaiki. “Selama belum diperbaiki, ini akan terus berlanjut jika debit air besar.Tetapi, kami sudah koordinasi dengan Dinas PUPR. Kami minta, Dinas PUPR untuk menyurati provinsi. Karena, domain tanggul itu milik balai besar. Mereka juga yang berhak untuk melakukan perbaikan tanggul,”pungkasnya. Diberitakan sebelumnya, air sungai Way Katibung kembali meluap. Sekitar 87 hektar sawah milik petani kembali terendam banjir. Akibatnya tanaman padi berumur sekitar 30 – 40 hari terancam puso. Informasi yang dihimpun Radar Lamsel, hujan deras yang mengguyur wilayah Candipuro beberapa hari terakhir menyebabkan air sungai Way Katibung meluap. Tanggul penangkis yang tak kunjung diperbaiki menjadi penyebab sawah petani direndam banjir. Kepala Desa Sinar Pasemah Puji Purwantoro mengatakan, luapan air sungai Way Katibung yang memisahkan Lamsel dan Lamtim itu menggenangi persawahan yang ada di Sinar Pasemah sejak Kamis (16/2). “Puncaknya terjadi pada Jum’at dinihari, air sungai merendan tanaman pagi setinggi lutut orang dewasa,” kata Puji Purwantoro saat ditemui Radar Lamsel di kantor Kecamatan Candipuro, Jum’at (18/2).(idh)
Sumber: