Optimalkan Program Ketahanan Pangan

Optimalkan Program Ketahanan Pangan

KALIANDA – Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Lampung Selatan mengimbau kepada para petani di kabupaten setempat khususnya yang tergabung dalam kelompok tani (Poktan) untuk bisa menyisihkan gabah kering panen (GKP) minimal 10-20 persen setiap musim panen untuk dijual ke Badan Urusan Logistik (Bulog) Lamsel. Menurut Kepala DKP Lamsel Ir. Noviar Akmal dengan menjual hasil panen ke Bulog, secara langsung petani sudah turut serta membantu pemerintah daerah dalam upaya mengoptimalkan program ketahanan pangan di Kabupaten Lampung Selatan. “Tidak usahlah banyak-banyak yang dijual ke Bulog, menyisihkan 10-20 persen saja dari hasil panennya sudah cukup sebagai bukti ucapan terima kasih kepada pemerintah yang selama ini telah memberikan perhatian kepada petani,” ujar Noviar Akmal kepada Radar Lamsel diruang kerjanya, Senin (6/3). Diungkapkannya, dengan menjual gabah kering panen ke Bulog, petani akan mendapatkan harga jual yang disesuaikan dengan harga pokok penjualan (HPP) pemerintah yakni sebesar Rp3.700 per kilogram. “Selama ini kan petani sudah banyak diberikan bantuan oleh pememrintah mulai dari alat-alat pertanian, bibit padi dan lain sebagainya. Sudah sepatutnya petani juga bisa memberikan imbal baliknya melalui ucapan terim kasih dengan menjual sedikit hasil panennya ke Bulog untuk dijadikan sebagai stok pangan di daerah,” ungkapnya. Noviar menjelaskan, pada tahun 2016 Kabupaten Lampung Selatan mendapatakan surplus padi hasil panen petani sebanyak 206 ribu ton dari 45.785 hektar lahan sawah yang ada di Kabupaten Lampung Selatan. Dikatakannya, dari surplus tersebut terdapat sekitar ribuan ton padi yang masuk ke dalam stok pemerintah yang tersimpan di gudang badan urusan logistik Kabupaten Lampung Selatan. “Dengan banyaknya surplus hasil panen padi  yang dimiliki oleh pemerintah daerah menjadikan Kabupaten Lampung Selatan sebagai salah satu penyumbang swasembada pangan. Bahkan kabupaten kita ini (Lamsel, red) sudah menjadi andalannya Pemerintah Provinsi Lampung dalam hal ketersediaan pangan, khususnya beras,” pungkasnya. (iwn)

Sumber: