Pedagang Taat Aturan Jadi Korban Penataan Pasar Sidomulyo

Pedagang Taat Aturan Jadi Korban Penataan Pasar Sidomulyo

Antoni Imam, Keluhan Pedagang akan Kami Tindak

SIDOMULYO – Anggota DPRD Provinsi Lampung H. Antoni Imam, SE menggelar reses di Kecamatan Sidomulyo, Kamis (16/3) kemarin. Agenda reses anggota DPRD Provinsi Lampung itu langsung mendapat respon masyarakat setempat. Beberapa keluhan disampaikan masyarakat soal penataan pasar Sidomulyo. Meski diklaim sudah usai, namun nayatanya masih ada yang jadi korban atas penataan pasar tersebut. Ironisnya justru yang menjadi korban penataan adalah pedagang yang sudah taat aturan dan sudah dalam kondisi berdagang. Ada banyak poin yang disampaikan masyarakat Kecamatan Sidomulyo diantaranya, terkait saluran air yang tidak lancar dan sering menyebabkan banjir, tangga didepan kios pasar harusnya dibuat memanjang dan yang menjadi sorotan keputusan sepihak yang dilakukan oleh pemerintah terkait penataan terhadap beberapa pedagang yang sudah berjualan. Anggota Komisi III DPRD Provinsi Lampung H. Antoni Imam, SE mengatakan, banyaknya keluhan itu akan ditampung dan dicarikan solusinya. Terkait bebera pedagang yang sudah berjualan dan taat aturan yang kembali dipindahkan, Antoni mengatakan keputusan tidak boleh diambil sepihak oleh pemerintah. “Masalah semacam inilah yang kadang mengganggu harmonisasi di lingkungan pasar. Seharusnya kesepakatan ditinjau dan didengar terlebih dulu jangan sampai merusak tatanan sosial,” kata Antoni Imam kepada Radar Lamsel, kemarin. Lebih lanjut Politisi dari Fraksi PKS itu mengatakan, Dinas terkait harus bijak dalam menyikapi aduan yang disampaikan masyarakat. “Jangan sampai pergantian kepala dinas pedagang yang dirugikan,” ujarnya. Anggota Komisi III DPRD Lampung itu juga tidak menampik banyaknya laporan terkait keluhan pedagang yang merasa dirugikan. Namun dirinya tetap memilah dan menampung aspirasi yang memang layak untuk diperjuangkan. “Kalau memang keadaannya seperti itu kami akan perjuangkan, sebab ini menyangkut lembaga, bukan perorangan. Kami juga selektif dalam menampung aspirasi, kalau mau dituruti banyak aspirasi dari mereka (pedagang) namun tetap kami selektif dan bijak,” ujar Antoni Imam. Terlepas dari itu sambungnya, klarifikasi dari dinas terkait sangat dinantikan. Melihat sejauh ini kondisi pasar Sidomulyo jauh dari kata ramai, para pedagang masih mengelompok bahkan terkesan enggan berjualan dipasar kebanggaan masyarakat Sidomulyo itu. Sementara terkait beberapa pengaduan seperti sampah pihaknya beberapa waktu lalu mengadakan kerjasama dengan Universitas Lampung untuk pengelolaan sampah. “Kami akan sikapi persoalan sampah di pasar dengan bekerjasama dengan Unila,” katanya lagi. Penempatan pembuangan sampah dipasar Sidomulyo dinilai tidak layak, sebeb salain menimbulkan bau tak sedap, efektifitas tidak terlihat pada pengelolaan sampah tersebut. “Kalaupun disediakan bak sampah harus portable,” tandasnya. (ver)  

Sumber: