Bangkai Kapal di Pantai Kedu Sedot Pengunjung

Bangkai Kapal di Pantai Kedu Sedot Pengunjung

Kota Kalianda terus menjadi destinasi wisata domestik di Provinsi Lampung. Sejumlah tujuan wisata pantai di Kabupaten Lamsel padat pengunjung pada libur panjang akhir pekan lalu. Salah satunya di Pantai Kedu Sinarlaut. Laporan IDHO MAI SAPUTRA, KALIANDA LAHAN parkir Pantai Kedu Sinarlaut nyaris tak dapat menampung pengunjung pada libur akhir pekan lalu. Long weekend pada Jum’at – Minggu (14 – 16/4) itu membuat destinasi wisata yang belakangan nge-hits di Kalianda ini kebanjiran pengunjung. Tak hanya pengunjung domestik dari Lampung. Sejumlah warga Jakarta pun menyempatkan diri singgah di pantai hasil sulapan warga dari tempat penampungan dan pembuangan sampah menjadi tempat yang penuh kebahagiaan. Lokasi yang mudah dijangkau memang menjadi alasan banyak pengunjung datang ke Pantai Kedu Sinarlaut. Publikasi yang kenceng didunia maya membuat pantai yang letaknya hanya lima menit dari pusat pemerintahan Kabupaten Lampung Selatan itu menjadi perhatian publik. Ditambah lagi munculnya bangkai kapal ditepi Pantai Kedu pada Jum’at (14/4) dini hari seolah membuat rasa penasaran publik kian memuncak atas keberadaan pantai yang memiliki hamparan pasir nan luas ini. Sampai saat ini bangkai kapal tersebut masih menjadi misteri. Dari mana datangnya kapal tersebut masih ditelusuri aparat yang berwajib. Pihak kepolisian dan TNI sudah melakukan peninjauan terhadap bangkai kapal tersebut. Yang jelas wisatawan domestik berbondong-bondong datang ke lokasi untuk menyeruak fakta menarik yang terjadi di Pantai Kedu yang dahulu terkenal angker dan bau busuk itu. Dari catatan Pokdarwis Pantai Kedu Sinarlaut pengunjung yang datang ke pantai hingga Minggu (16/4) meningkat 65 persen. Puncak kunjungan terjadi pada Sabtu (15/4). Dihari itu jumlah kendaraan yang terparkir diareal parkir mencapai 750 unit kendaraan roda dua dan empat. “Kebetulan memang waktunya bertepatan akhir pekan. Sehingga, kunjungan wisatawan lokal meningkat pasca adanya bangkai kapal terdampar ini,”ungkap Cesa (26) salah seorang anggota Pokdarwis Pengelola Pantai Kedu. Menurut dia pada libur-libur akhir pekan biasa jumlah kunjungan hanya sebanyak 300 – 500 unit kendaraan. “Kalau hari libur biasa paling banyak hanya 500an kendaraan. Mungkin ini karena mereka ingin melihat kebenaran adanya bangkai kapal yang terdampar. Sehingga, pengunjungnya semakin banyak. Disamping mereka memang ingin berfoto di sejumlah lokasi yang memang kami sediakan,”imbuhnya. Hal tersebut tidak ditampik Yanto (32) salah seorang wisatawan domestik asal Kecamatan Palas. Dia mengaku sengaja mendatangi Pantai Kedu karena ingin melihat kebenaran soal terdamparnya bangkai kapal di lokasi tersebut. “Selain ingin melihat kebenaran ada kapal terdampar, saya memang sengaja datang karena belum pernah kesini. Karena saya lihat di postingan kawan-kawan di medsos tempatnya bagus untuk foto-foto,”singkat Yanto. Camat Kalianda Erdiansyah, SH., MM., yang mendengar informasi tersebut juga menyempatkan melihat langsung ke lokasi. Dia mengaku sengaja ingin melihat langsung kondisi kapal tersebut. “Kalau dilihat, kapal ini bukan milik nelayan lokal. Karena, bentuknya memang berbeda dengan kapal-kapal penangkap ikan yang ada di daerah kita. Keberadaannya justru membawa berkah kunjungan wisatawan yang penasaran,”singkat Erdi. Sementara itu, Pengembang Pantai Kedu Kalianda Nograha Yodistira menegaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat terkait mengenai peristiwa tersebut. Bahkan, telah meminta bantuan untuk menarik bangkai kapal itu ke bibir pantai. “Kami sudah koordinasi. Bahkan, kepada pak Wakil Bupati Nanang Ermanto yang memang salah satu pencetus berdirinya destinasi wisata Pantai Kedu. Rencananya, akan kita buatkan monumen dakapal dari bangkai kapal itu supaya lebih fenomenal,”kata Yodistira, kemarin. Dirinya tidak menampik jika fenomena kapal terdampar itu membuat destinasi wisata bahari Pantai Kedu semakin banyak pengunjung. Hasil dari uang parkir pengunjung itu, kan dijadikan pengelola sebagai modal untuk pembangunan infrastruktur dan operasional pengelolaan Pantai Kedu. “Alhamdullillah. Mungkin ini berkahnya. Kalau pengunjungnya banyak, artinya banyak pemasukan. Banyak juga masyarakat dan pedagang yang senang kalau lokasinya ramai. Akan kami manfaatkan untuk operasional khususnya menjaga kawasan agar tetap bersih dan rapi,”pungkasnya. (*)

Sumber: