Dua Desa Masih Endemis Penyakit Malaria

Dua Desa Masih Endemis Penyakit Malaria

RAJABASA – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Rawat Inap (PRI) Kecamatan Rajabasa menyatakan lima desa di Kecamatan Rajabasa sudah tidak masuk dalam kategori indemis penyakit malaria. Lima desa itu adalah Desa Rajabasa, Sukaraja, Waymuli, Waymuli Timur dan Kunjir. Padahal sebelumnya, Kecamatan Rajabasa memiliki tujuh desa endemis penyakit malaria yang disebabkan gigitan nyamuk. Ketujuh desa tersebut yaitu Desa Canti, Banding, Rajabasa, Suakaraja, Waymuli, Waimuli Timur dan Kunjir. Sedangkan dua desa yakni Desa Banding dan Desa Canti saat ini masih kategori indemis penyakit malaria. Demikian yang diungkapkan Kepala UPT PRI Rajabasa Khilmiah, S.Km kepada Radar Lamsel saat ditemui diruangannya, kemarin. “Berdasarkan survey, status kasus malaria di lima desa itu telah dinyatakan berkurang dibanding tahun-tahun sebelumnya. Bahkan bisa dinyatakan hampir tidak ada,” katanya. Meski telah dinyatakan eliminir dari status endemis malaria, dia tidak memungkiri jika masih ada warga di lima desa itu yang terkena malaria. Namun, penyakit malaria yang masih ditemukan terhadap warga di lima desa itu bukan ditimbulkan dari desa setempat. “Masih ada, tapi tidak disebabkan dari tempat tinggalnya. Melainkan pengaruh malaria dari desa lain yang masih endemis malaria,” katanya. Dia menjelaskan, pengaruh malaria yang menyerang tersebut ditimbulkan dari warga masyarakat yang masih bekerja di desa yang masih berstatus endemis malaria. “Desa Canti dan Desa Banding masih menyandang status endemis. Nah, warga yang terkena malaria disebabkan dari kedua desa itu. Karena mereka masih bekerja di desa yang masih endemis,” ungkapnya. Meski ada pengurangan desa berstatus endemis malaria, kata dia, PRI Rajabasa tetap akan melakukan survei demi menekan angka malaria di dua desa itu. “Kita akan coba meminta bantuan dengan aparat desa, agar selalu mengawasi warganya. Jika ada warga yang terjangkit malaria, pihak desa harus segera memberitahukan agar kami dapat memberikan penanganan secara intensif dan menekan angka kasusnya,” pungkasnya. (rnd)

Sumber: