Hidup Toleransi Demi Keutuhan Kebhinekaan
Dharma Shanty Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1939 di Lamsel
KETAPANG – Ribuan umat Hindu di Kabupaten Lampung Selatan mengikuti Dharma Shanty Tahun Saka 1939, Rabu (19/4). Dharma Shanty yang dipusatkan di Balai Wantilan Pura Puseh, Desa Sumbernadi, Kecamatan Ketapang itu merupakan rangkaian terakhir hari raya Nyepi Tahun Saka 1939 tahun ini. Ribuan umat Hindu berdatangan dari beberapa kecamatan di Lamsel, yakni Kecamatan Sidomulyo, Candipuro, Way Panji, Palas, Sragi, Ketapang dan Bakauheni. Dharma Shanty atau silaturahmi tersebut dihadiri langsung Bupati Lampung Selatan DR. H. Zainudin Hasan, M.Hum dengan sejumlah pejabat Pemkab Lamsel, Kapolres Lamsel AKBP. Adi Ferdian Saputra, Ketua FKUB Lamsel Dr. KH. A Rafiq Udin, S.Ag.,M.Si, Camat Ketapang Darsito, SP, Ketua PHDI Lamsel Made Sukintre dan para tokoh Agama Hindu di Lamsel. Mengangkat tema “Melalui Dharma Shanty Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1939 Mari Kita Tingkatkan Toleransi antar Suku, Agama, Utuhnya Kebhinekaan, Berbangsa dan Bernegara demi Keutuhan Serta Kemajuan Lampung Selatan dan NKRI” mendatangkan penceramah dari Dewan Pakar PHDI Pusat Dewa Ketut Suratmaya. Menurut Dewa Ketut Suratmaya, rangkaian terakhir perayaan hari raya Nyepi Tahun Saka 1939 adalah Dharma Shanty atau silatuhami saling maaf-memaafkan antar sesama. “Rangkaian hari raya Nyepi itu dimulai dari Melasti atau penyucian diri ke sumber mata air, tawur agung atau penyucian alam semesta yang dilaksanakan sehari sebelum pelaksanaan Nyepi atau Catu Brata Penyepian, pelaksanaan Nyepi, ngembak geni atau buka puasa dan terakhir adalah Dharma Shanty,” tuturnya. Dikatakan, sesuai tema yang diusung Dharma Shanty tahun ini, manusia atau umat Hindu hidup berdampingan dengan umat lain dengan mengedepankan hidup saling toleransi antar agama, suku untuk menjaga dan melestarikan Kebhinekaan agar hidup damai dan aman. “Hidup saling hormat menghormati antar sesama manusia, dengan pemerintah, dengan alam semesta dan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan ini harus terus dijaga untuk keseimbangan kehidupan di dunia ini,” ujarnya. Sementara itu, Bupati Lamsel DR. H. Zainudin Hasan, M.Hum mengatakan, menjalin dan membina tali silaturahmi antar umat bergama harus terus dipupuk untuk mewujudkan rasa damai, aman dan sejahtera di Bumi Lampung Selatan. Zainudin mengaku sangat mendukung kegiatan keagamaan yang dilaksanakan Umat Hindu di Lamsel. “Kegiatan seperti ini sangat baik untuk meningkatkan silaturahmi antar umat beragama di Lamsel,” katanya. Lebih lanjut Zainudin Hasan mengatakan, sebagai wujud perhatian Pemkab Lamsel kepada Umat Hindu di Lamsel, pemerintah akan membantu pembangunan fasilitas tempat ibadah bagi Umat Hindu di Lamsel. Salah satunya adalah Pura Segara Batu Putih di Desa Ketapang, Kecamatan Ketapang. “Tempat ibadah ini (Pura Segara Batu Putih) ini selain sebagai tempat ibadah bagi umat Hindu juga sebagai destinasi wisata. Jadi orang-orang tidak perlu lagi ke Bali untuk melihat nuansa Bali, tapi di Lamsel juga ada,” kata Zainudin disambut tepuk tangan meriah dari umat Sedharma yang hadir dalam acara itu. Pada kesempatan itu, orang nomor satu di Lamsel ini juga menyerahkan hadiah bagi para pemenang festival ogoh-ogoh yang dilaksanakan beberapa waktu lalu. (man)Sumber: