PAN Lamsel Adopsi Inklusi Politik ala Anies – Sandi
KALIANDA – Pilkada DKI Jakarta memang sudah usai. Tak dipungkiri kontestasi demokrasi lima tahunan di Ibukota Negara itu menyedot perhatian publik. Terlebih kemenangan Pilkada DKI Jakarta justru dimenangkan oleh Anies – Sandi yang dinilai banyak kalangan sebagai calon underdog. Namun kemenangan itu justru menginspirasi banyak pihak. Salah satunya adalah PAN Kabupaten Lampung Selatan. Ketua DPD PAN Lampung Selatan Ahmat Fitoni mengaku banyak belajar dalam pilkada DKI Jakarta. Menurut dia, hal esensial dibalik kemenangan Anies – Sandi pada Pilkada DKI Jakarta adalah selain blunder incumbent juga kemampuan strategi tim sukses yang berhasil mengambil hati masyarakat. “Inklusi politik adalah kata kunci untuk mendeskripsikan kemenangan pasangan Anies – Sandi,” ungkap Ahmad Fitoni kepada saat berdiskusi dengan Radar Lamsel belum lama ini. Menurut Fitoni, Anies – Sandi berhasil menkolaborasikan antara isu penistaan agama dengan tindakan persuasif merangkul simpatisan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan lawan incumbent yakni pihak Habib Rizieq cs. Bukan hanya itu, Anies – Sandi juga berhasil merangkul tokoh-tokoh non pribumi dan kelompok agama lain. Selain mampu dalam menkolaborasikan isu, Ahmad Fitoni juga menilai Anies – Sandi memiliki perilaku politik yang baik, berkapasitas dalam men-delivery (menyampaikan) program dan visi misi melalui debat, serta berkemampuan kuat dalam inklusi politik. “Nah, saya berharap semua kader PAN di Lamsel agar bersikap dan berperilaku baik, rendah hati, mau mendengar dan mau mencarikan resolusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat Lamsel,” kata adik Bupati Lamsel H. Zainudin Hasan ini. Pola kerja dan inklusi politik Anies – Sandi ternyata membuat Ahmat Fitoni kagum. Dia bahkan blak-blakan tertarik untuk mengadopsi inklusi politik Anies – Sandi dan mengaplikasikannya di Lamsel. Sebab, kata Fitoni, berkaca pada Pilkada DKI Jakarta, tingkat kepuasan yang tinggi, tak menjamin incumbent terpilih kembali. “Karena itu, Kader PAN tidak boleh bersikap egosentris, narsistik, eksklusif, mau menang sendiri, dan mengidap syndrome waham kekuasaan,” ungkap Fitoni. Selain itu, dia juga meminta agar Fraksi PAN DPRD Lamsel harus terus mendekati rakyat, mendengar aspirasi rakyat, melakukan check and balances dengan pihak eksekutif, dengan mencermati setiap Perda yang dijalankan di bumi Khagom Mufakat ini. Sebab, keberadaan Perda, lanjut Fitoni, harus bisa divisualisasikan, disimulasi, dan membawa kebaikan untuk rakyat Lamsel. “Kalau ada yang tak on the track dan on the rules kritisi,” ungkap dia. Anggota DPRD dari PAN, ungkap Fitoni, juga harus galak dan all out dalam membela kepentingan rakyat berbasis tegaknya keadilan distributif. “Galak nggak apa apa asal untuk kebaikan rakyat Lamsel. Tunjukkan bahwa kader PAN pantas mendapatkan amanat, empati, dan simpati masyarakat. Jangan bisanya cuma rapat, reses, bergaya elitis, dan berbicara normatif. PAN Lamsel dibawah pimpinan saya harus berpikir dan bertindak substantif. Kita bicara prinsip, kinerja, karya, dan tanggung jawab publik,” ungkap Fitoni. Dia juga berpesan agar seluruh kader PAN baik yang duduk di parlemen maupun duduk dijabatan struktur partai agar dapat mendekati semua elemen masyarakat Lamsel tanpa kecuali. “Ajak mereka untuk bekerja sama, carikan solusi, dan terus diskusi untuk merencanakan gagasan baik. Terus bekerja tanpa kenal lelah serta perbaiki kesalahan dan evaluasi terus sampai keadilan sosial dan kemakmuran masyarakat Lamsel tidak lagi jadi ilusi. Inilah inklusi politik yang saya maksud. Ingat, PAN kurang pas dengan gaya elitis, seremonial, prosedural, normatif, dan officially activity without results. Jangan rapat terus terusan tapi rakyat makin sekarat dan kelaparan,” pungkas Fitoni menutup pembicaraan. (edw)
Sumber: