Zainudin Berharap Realisasi DD Bisa Melibatkan Pemuda

Zainudin Berharap Realisasi DD Bisa Melibatkan Pemuda

KALIANDA – Bupati Lampung Selatan H. Zainudin Hasan mengaku prihatin atas peristiwa keributan yang berujung kematian warganya di Desa Taman Agung, Kecamatan Kalianda, belum lama ini. Orang nomor satu di bumi Khagom Mufakat ini menilai keributan itu bukan hanya dipicu oleh hiburan malam organ tunggal. Salah satu faktor yang juga memicu pecahnya keributan karena banyaknya pengangguran khususnya para pemuda di Lamsel. Ia menilai penyediaan lapangan kerja menjadi pekerjaan rumah (PR) Pemkab Lamsel yang harus segera dituntaskan. “Saya melihat anak-anak muda yang berkumpul untuk balas dendam atas peristiwa perkelahian di acara hiburan organ tunggal. Saya lihat wajah mereka semuanya penuh amarah. Ini bisa dimungkinkan mereka minimnya pekerjaan yang berimbas pada pengangguran. Pemerintah harus berfikir cara agar mereka bisa memiliki pekerjaan dan penghasilan,”ungkap Zainudin kepada wartawan di Kantor Bupati Lamsel kemarin. Karena hal itu, ia berharap Pemerintah Desa bisa memberdayakan masyarakat khususnya para pemuda dalam mengejawantahkan program pembangunan didesa. Paling tidak, kata Zainudin, para pemuda bisa terlibat aktif dalam pembangunan sehingga kenakalan-kenakalan bisa ditekan dengan banyaknya aktivitas. Menurut Zainudin, dengan dana yang cukup besar tersebut, diharapkan para kepala desa (kades) bisa mengalokasikan anggaran untuk generasi penerus bangsa. “Kalau kades tidak mengeluarkan anggaran untuk kepemudaan, silahkan laporkan kepada saya. Berarti, kadesnya tidak benar. Pemerintah itu berharap dengan dikucurkan anggaran itu tidak ada lagi masyarakatnya yang menganggur. Semua kegiatan bisa dikelola oleh masyarakat,” ujar Zainudin. Tak hanya itu, Zainudin juga berharap setiap perwakilan pemuda bisa mengagendakan pertemuan dengan pemerintah daerah untuk berdiskusi. Sehingga, jika ada permasalahan yang dihadapi bisa dipecahkan bersama-sama. “Jangan bisanya hanya mencaci maki. Pemuda sah-sah saja datang dan berdiskusi dengan bupati. Jadi, kita bisa mengetahui permasalahan sosial yang timbul dikalangan mereka. Bukan datang ke pemerintah minta uang. Itu cara yang salah. Yang benar, diberikan keterampilan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat,” pungkasnya. (idh)

Sumber: