Empat Calon Tolak Hasil Pilkades Rangai Tritunggal

Empat Calon Tolak Hasil Pilkades Rangai Tritunggal

Dinilai Sarat Pelanggaran, Pemilih tak Diakomodasi untuk Memilih

KALIANDA – Empat calon kepala desa Rangai Tritunggal, Kecamatan Katibung menolak hasil pilkades serentak yang digelar Senin (22/5) didesa setempat. Mereka adalah Juwanta, Muhammad Yasir, Joko Prianto dan Yunizar Pitriyani. Mereka menilai penyelenggaraan pesta demokrasi ditingkat desa itu sarat pelanggaran. Mulai dari waktu pemungutan suara yang tak konsisten dengan jadwal, bilik suara yang diawasi oknum masyarakat hingga banyaknya masyarakat yang tidak diperbolehkan memilih meski surat undangan memilih sudah diberikan kepada panitia. Termasuk pungutan panitia pilkades terhadap calon sebesar Rp 5 Juta dan dugaan ketidaknetralan panitia dalam pilkades. Karena sarat pelanggaran dalam penyelenggaraan itu, mereka meminta Pemkab Lamsel meninjau ulang hasil pilkades dan melakukan pemungutan ulang pada pilkades Rangai Tri Tunggal agar berlangsung fair, jujur, adil dan rahasia. Permintaan ini disampaikan empat calon kades Rangai Tri Tunggal yang mendatangi Graha Pena Lamsel –markas Harian Radar Lamsel – sekitar pukul 10.00 WIB, Jum’at (26/5). Kedatangan mereka disambut Pemimpin Redaksi Harian Radar Lamsel Edwin Apriandi. Kepada Radar Lamsel mereka mengaku bukan mempersoalkan hasil pilkades yang tak berpihak pada mereka. Melainkan proses penyelenggaraan pilkades yang sarat pelanggaran. “Terus terang kami ini legawa mas. Tapi masalahnya penyelenggaraan pilkades ini nggak bener,” kata Joko Prianto. Senada dikatakan Juwanta. Calon petahana ini menilai ada ketidakberesan panitia penyelenggara dalam pelaksanaan pilkades di desa yang pernah dia pimpin. Mulai dari persoalan penunjukan Pj. Kades yang tidak sesuai dengan usulan desa sampai pencopotan perangkat desa yang dilakukan sebelum pelaksanaan pilkades. “Kami sebenarnya sudah mengidentifikasi hal ini. Cuma kami tidak habis pikir bakal separah ini,” ungkap dia. Persoalan yang cukup krusial, Muhammad Yasir, salah seorang calon kades, adalah mengenai tidak diakomodasinya pemilih untuk memilih dalam pilkades tersebut. Ia menceritakan banyak pemilih yang tidak dipanggil untuk menyalurkan hak pilihnya sampai batas waktu pemungutan suara habis atau ditutup. Padahal, kata Yasir sapaan akrab Muhammad Yasir, para pemilih itu sudah datang sejak pagi dan menyerahkan undangan memilih kepada panitia. Anehnya yang baru datang langsung diakomodasi. Bahkan ada beberapa diantaranya tidak ada undangan. “Beda lho orang yang golput dengan yang tidak diakomodasi untuk memilih. Kalau golput sih karuan mereka memang tidak datang atau tidak mau memilih. Tetapi ini sudah datang, undangan sudah diterima, tetapi tidak dipanggil sampai waktu pencoblosan habis. Masalah ini bukan satu dua orang, tapi banyak orang. Ini kan lucu,” ungkap Yasir dengan nada kesal. Yasir menilai pelaksanaan pilkades Rangai Tri Tunggal benar-benar jauh dari asas pemilu yang semestinya ditegakkan oleh panitia penyelenggara. Kejujuran, keadilan dan kerahasiaan adalah asas pemilu yang banyak dilanggar dalam pilkades tersebut. “Bagaimana mau rahasia, bilik suara banyak orang yang mengawasi. Entah dari mana orang-orang itu. Intinya lokasi pilkades sudah tidak steril lagi,” bebernya. Yang paling krusial, kata para calon kades, adalah adanya kabar bahwa mereka menyetujui hasil pilkades tersebut. Menurut mereka hingga saat ini para saksi di pilkades belum menandatangani berita acara perolehan suara pilkades. “Kalaupun pihak Otonomi Daerah menyebutkan para calon sudah menandatangani berita acara hasil pilkades itu tak relevan. Sebab, penandatanganan itu dilakukan sebelum proses pemilihan selesai. Kalau tidak salah jam 08.30 WIB sesaat setelah pemungutan suara dimulai Sekretaris Panitia Zulkarnain mendatangi para calon yang meminta tandatangan. Ini kan juga aneh. Belum juga suara dipungut apalagi dihitung kami diminta tandatangan. Seperti sudah ada pengkondisian mengenai pilkades ini,” ungkap Yasir. Dalam kunjungan itu mereka berharap Pemkab Lamsel berlaku adil dan tegas terhadap banyaknya pelanggaran pilkades Rangai Tritunggal. Terlebih lagi dalam pilkades di Rangai Tri Tunggal tak ada wasit dalam hal ini panitia pengawas pilkades. “Kami minta penyelenggaaraan ini diulang. Kami bukannya tak bisa memprotes semua masalah ini saat pilkades berlangsung. Hanya saja kami menjaga agar pilkades berjalan kondusif dan aman,” ungkap Yasir. (red/edw)

Sumber: