Tak Ada Kepastian, Warga Dihantui Banjir
Soal Perbaikan Tanggul di Candipuro
CANDIPURO – Warga mendesak pemerintah agar segera memperbaiki tanggul penangkis Way Katibung yang berada disepanjang Kecamatan Candipuro. Hingga kini kepastian untuk memperbaiki tanggul penangkis yang diperkirakan menelan dana sebesar Rp 9 Milyar itu belum jelas. Warga empat desa yakni Desa Sinar Pasemah, Beringin Kencana, Banyumas dan Sidoasri masih dihantui ketakutan akan datangnya banjir. Ya, jebolnya tanggul seolah menjadi hal rutinitas musiman bagi petani di empat desa tersebut. Bukan sekali-duakali banjir merendam ribuan hektar tanaman padi milik petani. Akibatnya petani gigit jari panen yang diharapkan meraup keuntungan sirna seketika. “Kurun waktu dua tahun terakhir petani tak lagi mendapatkan hasil panen yang menjanjikan, balik modal saja sudah syukur alhamdulillah,” ujar Sutikna (42) Ketua Gapoktan Sinar Pasemah, Selasa (30/5) kemarin. Saat disinggung soal ketakutan petani akan datangnya banjir? Sutikna menegaskan, baik Gapoktan setempat maupun Gapoktan yang berada disepanjang aliran Way Katibung saat ini harap-harap cemas karena tanggul yang diperbaiki sementara tak bisa menjanjikan terbebas dari bencana banjir. “Saya rasa apa yang saya suarakan ini, mewakili puluhan Gapoktan yang ada di Candipuro. Kami berharap penuh kepada pemerintah provinsi maupun kabupaten agar kiranya segera merealisasikan perbaikan tanggul secara permanen,” paparnya. Pantauan Radar Lamsel tercatat sudah tiga kali Tim Balai Besar Way Sekampung (BBWS) Provinsi Lampung mengadakan survei dan menetapkan titik koordinat untuk perbaikan tanggul yang memisahkan Lamsel dan Lamtim. Namun hingga kini belum ada kejelasan terkait realisasi perbaikan tanggul secara permanen. Kepala Desa Banyumas Gunawan mengatakan terakhir kunjungan tim BBWS terjadi medio Februari – Maret saat melakukan penetapan titik koordinat. “Selebihnya belum ada kepastian soal realisasinya mas,” ujar Gunawan kemarin. Lebih lanjut Gunawan menjelaskan, Banyumas menjadi salah satu titik banjir terparah jika tanggul tak kuasa menahan debit air yang meluap. Hal ini menjadi kekhawatiran petani, apalagi saat ini percepatan tanam tengah digeber. “Masih simpang siur mas, kemarin saya dapat informasi dari BBWS pasca lebaran baru dikerjakan, tapi itupun masih simpang siur,” tandasnya. (ver)Sumber: