Kesal Jalan Rusak, Warga Blokir Pembangunan JTTS
KALIANDA – Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) di Dusun Umbuliyoh, Desa Palembapang, Kecamatan Kalianda kembali diblokir warga setempat, Senin (5/5) kemarin. Pemblokiran ini merupakan yang kedua kali. Pemblokiran sebelumnya dilakukan warga karena masyarakat setempat belum mendapatkan kepastian pemberian Uang Ganti Rugi (UGR). Selanjutnya, pemblokiran yang kedua lantaran warga kesal kondisi jalan di desa setempat rusak parah karena dilalui kendaraan berat pelaksana proyek pembangunan jalan tol. Pemblokiran itu dilakukan dengan cara memasang potongan kayu ditengah jalan. Informasinya, warga merasa kesal lantaran jalan lingkungan di dusun itu mengalami kerusakan yang cukup parah. Banyak lubang yang timbul sehingga membuat badan jalan bergelombang. Lalu kondisi jalan becek dipenuhi lumpur ketika hujan serta debu saat musim panas. Menurut keterangan warga setempat, kerusakan jalan itu diakibatkan oleh kendaraan-kendaraan berat milik PT. PP yang berlalu lalang dijalan itu sehingga menyebabkan laju kendaraan terhambat. “Kalau lewat jalan itu, mobil sama motor pasti macet. Gimana enggak gitu, wong jalannya aja sudah seperti kubangan kerbau,” kata Karim (47) kepada Radar Lamsel saat ditemui dilokasi pemblokiran di Dusun Umbuliyoh, Desa Palembapang, kemarin. Selain menimbulkan ketidaknyamanan karena kondisi jalan, kerusakan jalan dilingkungan itu juga menimbulkan bahaya bagi para pengendara. Pasalnya, sudah lumayan banyak pengendara yang menjadi korban akibat kerusakan jalan itu. “Sudah banyak (yang jatuh). Kemarin saja ada 5 orang yang terjatuh dan terpental, itu terjadi karena kondisi jalan yang sangat jelek itu,” kesal Karim. Menurutnya, pembangunan JTTS di Dusun Umbuliyoh, Desa Palembapang tidak seperti pembangunan di desa lain. Desa Palembapang, lanjut Karim, seperti di anak tirikan. Lantaran setiap meminta perbaikan selalu diberikan janji saja. “Desa lain tidak ada yang seperti ini, semua jalan yang rusak diperbaiki. Sudah ada satu setengah bulan sejak perjanjian (perbaikan) itu sampai sekarang belum ada realisasi perbaikan. Kami tidak mau minta banyak dan minta macam-macam,” katanya. “Kami hanya minta perbaikan jalan, jadi yang bekerja disini juga harus bertanggungjawab atas jalan yang sudah digunakan. Sebagai warga, kami berhak meminta perbaikan karena itu memang hak kami,” pungkasnya. Hal senda juga dinungkapkan Hasanuddin (52) warga lainnya. Hasanuddin membenarkan banyak warga yang terjatuh saat melintasi jalan itu musim hujan. “Kalau cuaca lagi posisi hujan sering terjatuh, sangat membahayakan,” katanya. Terkait masalah perbaikan jalan, Hasanuddin mengaku pernah dilakukan namun hasil perbaikan itu tidak berahan lama karena perbaikan hanya ditambal. “Itu juga diitambal dengan tanah liat, ya rusak lagi. Kalau mau perbaikan yang sesuai dong. Terus terang, kami tidak puas jika perbaikan begitu-begitu saja. Kami menginginkan perbaikan permanen dan dilakukan dengan cara semestinya,” katanya. Saat dikonfirmasi mengenai pemblokiran warga yang menuntut perbaikan jalan, Humas PT.PP Yus Yusuf tidak menjawab telepon dan pesan singkat yang dikirimkan oleh wartawan koran ini. (rnd)
Sumber: