Visi – Misi Kompetitor Dinilai Lemah, PAN Lamsel Yakin Petahana Unggul di Pilgub
KALIANDA – Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Lampung Selatan menyambut positif sinyal Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo dan Wagub Bachtiar Basri yang akan kembali berpasangan pada Pilgub Lampung 2018. Bahkan, partai besutan Amien Rais ini meyakini duet calon petahana itu bisa mengungguli kandidat-kandidat lain yang akan bertarung. Ketua DPD PAN Lamsel Ahmat Fitoni bahkan tanpa ragu meyakini duet petahana ini akan memenangkan kontestasi pilgub. Keyakinan itu memang bukan tanpa alasan. Bang Toni sapaan akrab Ahmat Fitoni mengungkapkan keyakinannya itu setelah dirinya menilai ada kelemahan pada visi – misi sejumlah bakal calon gubernur (bacagub) baru. Belum lagi mengenai teori soliditas pasangan yang belum teruji tim kerjanya. “Ini akan menguntungkan. Petahana bisa melanjutkan pemerintahannya diperiode kedua,” ungkap bang Toni kepada Radar Lamsel menyikapi sinyal pasangan petahana akan kembali bergandengan. Menurut dia, visi menciptakan wirausahawan ditengah anomali global dan perlambatan ekonomi global bukan pekerjaan mudah. Jangankan wirausahawan baru, pemain lama saja banyak yang berguguran. “Indeks kompetisi negara kita cenderung melemah. Demikian juga dengan laju ekspor. Banyak paket sudah dikeluarkan oleh pemerintah terkait dengan relaksasi ekonomi dengan tujuan mendongkrak performa ekspor, dan daya saing. Sampai sekarang masih belum nendang tuh,” ungkap adik Ketua MPR-RI H. Zulkifli Hasan ini. Dia juga membuka mengenai hasil survei Indo Barometer tentang merosotnya elektabilitas Presiden Jokowi dan kuatnya impresi responden akan pembukaaan lapangan kerja menunjukkan bahwa membuka lapangan kerja bukan hal mudah apalagi menciptakan pengusaha. “Jadi menurut saya visi menciptakan pengusaha dalam jumlah besar hanya ilusi politik. Terlalu sumir untuk dikuantifikasi dan sulit dipahami metodeloginya,” papar bang Toni. Termasuk mengenai rencana sejumlah balongub yang akan mengaktifkan kota baru. Menurut dia, program ini butuh banyak instrumen. Mulai dari administrasi, lay out, resources yang mendukung tumbuh dan berkembangnya kota baru tersebut. “Apa iya dalam lima tahun kepemimpinan bisa diwujudkan,” tanya bang Toni. Dia juga mengungkapkan bahwa membangun kota baru tak semudah membalikkan telapak tangan. Selain membutuhkan alokasi anggaran yang besar dan sumber energi yang melimpah, juga harus memiliki SDM full skill dan smart. “Itu semua dalam jumlah nominal yang besar dan stimulan. Butuh puluhan tahun bagi suatu wilayah untuk berevolusi menjadi kota,” ungkap dia. Tak hanya mengenai kota baru. Bang Toni juga mengungkapkan bahwa visi mengaktifkan mengaktifkan jembatan selat sunda adalah hal yang sulit diwujudkan. Sebab, sejauh ini banyak proyek pemerintah yang hingga kini pembiayaaannya belum jelas dan mangkrak. Misal program mass rapid transit (MRT), light rapid transit (LRT), listrik 35.000 megawatt dan lainnya. “Yang perlu diingat, mencari investor itu tidak mudah,” ungkap dia. Bang Toni justru menyarankan agar pasangan petahana punya kontrak pernikahan dari awal sehingga struktur yang ada dibawah, dan parpol pengusung mudah untuk mem-breakdown hasil capaian selama kepemimpinan pasangan ini. “Lemahnya visi misi seperti inilah yang membuat PAN Lamsel meyakini pasangan petahana akan diuntungkan,” ungkap dia. Apalagi, lanjut bang Toni, diperolehnya opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), pertumbuhan ekonomi yang positif, stabilnya iklim sosial politik dimana tidak ada kerusuhan etnis berspektrum luas dan semakin membaiknya infrastruktur di Provinsi Lampung akan menjadi power boster pasangan petahana pada pilgub Lampung. Termasuk telah dibukanya jalan tol trans sumatera (JTTS) dan ketahanan pangan yang terjaga dengan baik. “Yang paling keren adalah kompaknya gubernur dengan wakil gubernurnya juga merupakan capaian tersendiri,” ungkap dia. Bang Toni mengamini jika capaian pembangunan petahana tidaklah sempurna. Masih banyak yang perlu dievaluasi disana-sini. Dia menyebut beberapa hal yang harus dibenahi pasangan petahana adalah kebijakan berprinsip pro job, anggaran yang memihak rakyat kecil dan pemberdyaan gender, komunikaai politik yang intens dan rajin menyapa rakyat banyak, kebijakan pro investasi, kemudahan dalam berusaha, sederhana bersahaja, dan mendekat dengan rakyat. “Harus ada pergeseran dari elitis approach ke populis approach,” ujar bang Toni. Sebab, tambah bang Toni, salah satu keistimewaan Presiden Jokowi selain gemar blusukan adalah sikapnya yang ramah sama rakyat dan sederhana dalam berpakaian. “Ini terbukti ampuh, meskipun rakyat berkurang subsidinya, ongkos kebutuhan hidupnya meningkat akibat instabilitas harga kebutuhan pokok, tetapi rakyat tetap percaya karena jokowi dianggap sebagai bagian dari rakyat jelata. Boleh dibilang representasi penderitaan dan kesederhanaaan rakyat. Ini X factor yang harus direbut oleh pasangan petahana bila berniat melanjutkan pemerintahannya ke periode kedua,” pungkas bang Toni mengakhiri diskusi politiknya. (red/edw)
Sumber: