Pegiat Literasi Gelar Pesantren Kilat di Lamban Balak

Pegiat Literasi Gelar Pesantren Kilat di Lamban Balak

PENENGAHAN – Para pegiat literasi terus membangun karakter anak bangsa dengan berbagai upaya. Pada bulan suci Ramadhan 1438 hijriah tahun ini misalnya. Mereka benar-benar memanfaatkan momentum ini dengan menggelar kegiatan keagamaan selain berbagi buku bacaan. Bertempat di ‘Lamban Balak’ rumah adat keratuan darah putih atau rumah peninggalan pahlawan nasional Raden Intan II, para pegiat literasi menggelar pesantren kilat untuk anak-anak sekolah dasar, Rabu (21/6/2017). Anak-anak lingkungan kecamatan Penengahan disuguhi koleksi buku dari lintas pustaka Lampung, belajar bahasa arab sederhana, mengaji alQur’an, bersedekah pada yatim dan dhuafa serta berbuka puasa bersama dan sholat berjam’aah. “Pesantren kilat kali ini, benar-benar kilat, padat, namun berisi. Anak-anak bukan saja belajar tentang arti tetapi juga memahami makna dan bagaimana seharusnya menjaga prilaku. Selain pelajaran agama dan mengaji, anak-anak juga kami kenalkan tentang sejarah Indonesia,” papar Nury Sybli, founder Rumah Baca Akar kepada Radar Lamsel. “Anak-anak harus terus dikenalkan tentang ke Indonesiaan, tentang kebhinekaan. Karena anak-anaklah pewaris negeri sesungguhnya,” imbuh Nury. Khaja Muda, salah satu pegiat literasi yang mengelola Rumah Akar Raja Baca menuturkan, dalam pesantren kilat ini anak-anak akan diajarkan mengenal sejarah masuknya Islam di wilayah Lampung Selatan yang pada kesempatan ini akan disampaikan langsung oleh tokoh adat keratuan darah putih Bapak Budiman Yakub. \"Saya berharap anak-anak kedepan tidak hanya pandai membaca al-Qur’an saja, tetapi juga memahami isinya. Setidaknya pada bacaan Sholat lima waktu,” katanya. Pesantren kilat ini digelar dari keresahan yang terjadi pada lingkungan sekitar Lamban Balak. Menurut Khaja Muda, banyak diantara kita hanya pandai mengucapkan lafal saja tetapi tidak mengerti isi yang terkandung. \"Bukan saja anak-anak, banyak orang dewasa juga asal baca selesai tapi isinya belum tentu mengerti. Dengan kegiatan kecil ini, mudah-mudahan bisa memperbaiki sedikit dari ibadahnya anak-anak,” ujar seniman theater itu. Sugeng Hariyono, pendiri motor pustaka Lampung, minat baca anak-anak di kawasan Lampung Selatan cukup meningkat setelah terus menerus didesak dan didatangi. “Literasi saat ini sudah menjadi istilah yang tidak asing lagi, tapi tentu harus terus digelorakan karena PR (pekerjaan rumah\'red) kita masih banyak,” katanya. Dengan Safari Literasi, kata Sugeng, selain ingin meningkatkan minat baca pada anak-anak, juga menjadi ajang silaturrahmi bagi para pegiat literasi baik yang di Lampung maupun yang di Indonesia. \"Mumpung bulan suci, kita manfaatkan untuk saling mengikatkan, slaing menguatkan kita yang bukan siapa-siapa ini,” paparnya. Safari Literasi yang bertajuk “LAMPUNG MENGAJI” pada gelaran Pesantren Kilat ini melibatkan banyak pegiat dari berbagai rumah dan armada pustaka serta wartawan yang aktif mendukung pendidikan anak-anak Indonesia, diantaranya yaitu Motor Pustaka Lampung, Perahu Pustaka, Rumah Baca Akar, Rumah Akar Raja Baca, Rumah Baca Akar Pelangi, Blackhouse Library, Ontel Pustaka, IJTI Lampung, Ikam Jabung Sai ( IJS), Cetul Pustaka Nusantara dan Ransel Pustaka. (rnd)

Sumber: