Korban Hanyut Niko Taufiqurahmat Liu, Cucu Mantan Bupati yang Dikenal Peduli dan Kreatif
JATIAGUNG – Kepergian Niko Taufiqurahmat Liu (16) warga Desa Fajarbaru, Kecamatan Jatiagung karena hanyut lantas tenggelam di Pantai Ketang, Kelurahan Wayurang, masih meninggalkan duka mendalam bagi keluarga almarhum. Selain dikenal sebagai sosok yang peduli dengan keluarga, Niko yang ternyata merupakan keluarga dari seorang pemimpin di Bumi Khagom Mufakat ini, merupakan sosok remaja yang cerdas dan cekatan. Ya, Niko merupakan cucu dari Bupati Lampung Selatan era 1960 – 1967 Hasan Basri. Ayahnya, Irsan Hasan Basri merupakan anak dari pemimpin yang kala itu juga merangkap menjadi Ketua DPRD Lampung Selatan. Dari perkawinan Irsan Hasan Basri dan Trisna Ekawati, Niko dilahirkan. Ia memiliki tiga kerabat rahim. Yaitu Ahmed Riski Liu (21) kakaknya, serta M. Irfansyah Liu (7) dan Haditya Fajri Liu (4) adiknya. Dimata Irsan Hasan Basri, Niko merupakan seorang anak yang peduli dengan keluarga. Kepeduliannya ditunjukan tatkala Irsan membangun rumah dengan ringan tangan Niko membantunya. Tak tanggung-tanggung, bukan hanya pekerjaan ringan yang dilakukan anak keduanya itu. Melainkan mencetak seluruh batako yang digunakan untuk membangun rumah. “Saya suka miris jika mengenang akan kepeduliannya itu. Saat itu dia (Niko) beralasan memproduksi batako untuk menghemat biaya,” ungkap Irsan kepada Radar Lamsel tadi malam. Radar Lamsel memang sengaja datang untuk kesekian kali ke rumah duka di Desa Fajar Baru, Kecamatan Jatiagung. Selain untuk bertakjiah Radar Lamsel juga ingin mengetahui kisah Niko yang dikenal anak-anak remaja di desa setempat adalah sosok yang kreatif. Kekreatifan Niko diamini Irsan Hasan Basri. Menurutnya, buah hatinya memang memiliki kemampuan untuk memodifikasi kendaraan bermotor. Skill itu kemungkinan didapat saat Niko bersekolah di SMK. Bahkan, karena bakatnya itu Irsan sempat terkenang mengenai keinginan Niko yang meminta dibangunkan sebuah gudang untuk dirinya memodifikasi motor. “Padahal setelah selesai merehab rumah saya berencana membangunkan gudang yang dimaksud dibelakang rumah,” ungkap Irsan didampingi sang Isteri, Trisna Ekawati. Trisna nampak masih terpukul atas kepergian Niko. Beberapa kali ia menitikkan air mata dihadapan Radar Lamsel. Kendati begitu Irsan kerap menguatkan. Karena hobinya memodifikasi motor membuat Niko tak melanjutkan sekolahnya di SMK. Itu lantaran jurusan yang diambil tak sesuai dengan hobinya dibidang otomotif. Sementara ia mengambil jurusan perkayuan. “Karena itu dia pindah ke SMA. Salah jurusan,” papar Irsan. Dimata Irsan, Niko merupakan anak yang tidak neko-neko. Jika keluar rumah anaknya tak hanya sekedar membuang waktu dengan nongkrong-nongkrong tak bermanfaat. “Ya, itu tadi. Nongkrong mereka itu memodifikasi motor,” ungkap Irsan. Karakter Niko juga merupakan sosok anak yang suka berterus terang. Setidaknya hal ini digambarkan tatkala ia tak setuju dengan jurusan kayu di SMK. Karena hal itu ia terang-terangan berbicara dengan Irsan untuk berhenti sekolah yang lantas memilih sekolah di SMA. \"Dia orangnya jujur. Dia secara terang-terangan menghadap saya mengatakan kalau dia akan mengundurkan diri dan melanjutkan ke SMA. Lalu saya konsultasi kepada wali kelasnya namun malah membujuk Niko untuk sekolah lagi karena dia merupakan salah satu siswa yang cerdas dan cekatan,\" terang Irsan. Kepedulian Niko terhadap keluarga memang tak ada duanya. Saat mendekati lebaran Idul Fitri 1438 Hijriah keluarga ini masih disuguhkan dengan hasil karya tangan kreatif Niko yang membuat warna rumah lebih hidup. Yaitu mengecat rumah dengan warna yang terang termasuk meja dan kursi di semprot menggunakan kompresor dengan warna-warni yang bagus. “Ini hasil karyanya sebelum pergi. Saya sangat bangga dengan anak itu. Mudah-mudahan dia mendapatkan tempat disisi Allah SWT,” ungkap Irsan disambut haru tangis ibunda, Trisna Ekawati. (dms)
Sumber: