Usai Lebaran, Tumpukan Sampah Mbludak

Usai Lebaran, Tumpukan Sampah Mbludak

UPT Pasar Sidomulyo Siap Turunkan Alat Berat

SIDOMULYO – Tumpukan sampah di Pasar Sidomulyo tak terkendali. Selain disebabkan minimnya personil kebersihan faktor meningkatnya daya beli dan konsumsi masyarakat selama lebaran ikut menyebabkan tumpukan sampah kian melebar. Kepala UPT Dinas Pasar Sidomulyo Agus Roni mengatakan penyebab tumpukan sampah tersebut yakni personil yang ada saat ini tidak akan mampu jika harus memporsir tenaga untuk membereskan tumpukan sampah yang mbludak sejak pekan terakhir di bulan ramadhan. “Kalaupun tenaga para pekerja diporsir itu tak akan cukup, sebab personil yang ada saat ini termasuk dalam usia yang sudah tak bugar lagi,” kata Agus Roni kepada Radar Lamsel, Senin (3/7) kemarin. Dia melanjutkan, pihaknya akan segera membersihkan dan bekerja secara berkelanjutan mengurus sampah yang sudah banyak dikeluhkan para pedagang akibat bau busuk yang menyengat. Agus menambahkan kalaupun ada tambahan personil tentunya masalah sampah ini akan cepat terselesaikan. “Tenaga pekerja yang ada saat ini masih jadi perhatian, kalaupun perlu penambahan personil kami usahakan personil yang masih muda untuk mencapai hasil kerja maksimal,” paparnya. Selain itu, sambung Agus, solusi untuk mengatasi tumpukan sampah yang sudah berhari-hari itu bisa diatasi dengan menurunkan alat berat. Dengan begitu dalam waktu dua hari masalah tersebut bisa teratasi. “Kami akan menurunkan alat berat, tapi masih menunggu instruksi dari atasan, minimal dua hari ini masalah sampah bisa teratasi,” kata dia. Sementara itu, para pedagang kaki lima disekitar tumpukan sampah mengeluhkan bau busuk yang ditimbulkan dari tumpukan sampah, pasalnya sejak empat hari sebelum lebaran tumpukan sampah sudah tak terkendali. “Sampahnya mbludak mas, mobil pengangkut sampah memang standby tapi hanya satu unit dan para pekerjanya juga sedikit,” ujar Bejo (40) pedagang buah dibilangan pasar Sidomulyo. Keluhan ini bukan tanpa alasan, sebab para pedagang rutin membayar uang kebersihan. Seyogyanya iuran tersebut diimbangi dengan kinerja yang maksimal untuk urusan kebersihan. “Pedagang kan bayar uang kebersihan, ya ndak salah dong kalau kami meminta tumpukan sampah segera dibereskan,” tandasnya. (ver)

Sumber: