Suprapti: “Terima Kasih tak Terhingga Kepada Orang yang Telah Membelikan Anak Saya Sepatu”

Suprapti: “Terima Kasih tak Terhingga Kepada Orang yang Telah Membelikan Anak Saya Sepatu”

Ketidakmampuan orangtua karena kondisinya yang memprihatinkan tidak menyurutkan niat dan semangat Agung Sanjaya (5,5 ) untuk menempuh pendidikan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Rahmat Hidayat di Desa Sidomekar, Kecamatan Katibung. LAPORAN : Agus Pamintaher, KATIBUNG Dengan melewati jalan tanah, setiap pagi Agung jalan kaki berangkat ke PAUD yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumahnya. Dengan menggenakan kaos dan training warna merah jambu dan sepatu baru, ia semakin percaya diri bermain dengan teman-teman sesampai di sekolah. Sesekali, Suprapti (40) orangtua Agung menjemput anaknya saat jam pulang sekolah. Ketika bertemu Radar Lamsel, Kamis (15/10) sekitar pukul 09.30 WIB, wanita yang biasa dipanggil Jebeng ini mengatakan, ia sangat berterima kasih dengan orang-orang yang telah membantunya. Anak semata wayangnya, kini bisa menempuh pendidikan setelah mendapatkan bantuan peralatan sekolah dan pakaian. Bahkan sepatu yang dikenakan anaknya merupakan sepatu pertama yang dipakainya dari mulai lahir. “Karena keadaan ekonomi, saya tidak bisa membelikan sepatu untuk anak saya dari mulai lahir. Bahkan saat saya pulang dari Ciamis, Jawa Barat membawa anak saya pulang ke rumah orangtua saya tidak menggenakannya baju. Karena saat itu saya memang tidak mampu untuk membelikannya,”kata Suprapti. Suprapti menambahkan, ia bersama suaminya Absor (40) selama ini hanya mengandalkan hidup dari bekerja sebagai buruh serabutan. Bahkan, ia harus mengurusi Bapaknya Rohmat (80) yang mengalami sakit-sakitan. Praktis, segala keperluan untuk membahagiakan anaknya tidak satupun bisa terpenuhi. “Terima kasih yang tidak terhingga kepada orang yang telah membelikan anak saya sepatu. Sehingga anak saya bisa sekolah dan meraih masa depan yang lebih baik. Saya juga terima kasih, karena di PAUD tidak dipungut biaya sepeserpun,”imbuhnya. Sementara itu, Pengelola PAUD Rahmat Hidayat, Dewi Sri Rahayu, SP mengakui, baru tiga bulan mendirikan PAUD khusus bagi keluarga kurang mampu. Karena untuk menempuh pendidikan non formal yang paling dekat di desanya sangat jauh. Apalagi dengan dengan kondisi alam yang berbukit-bukit. “Memang keluarga Agung Sanjaya sangat memprihatinkan kehidupannya. Sepatu yanh dipakai Agung itu, dibelikan oleh teman saya satu kuliahan. Begitulah kondisi yang sebenarnya terjadi di lingkungan masyarakat kami,”kata Dwi. (*)

Sumber: