Tokoh Adat : Jangan Menjelek-jelekkan

Tokoh Adat : Jangan Menjelek-jelekkan

KALIANDA – Tokoh adat Saibatin mengimbau pasangan calon nomor urut 2 H. Rycko Menoza – H. Eki Setyanto (Ko-Ki) untuk berkampanye dengan santun dan beretika. Tokoh adat juga mengajak seluruh pasangan calon yang bertarung pada pilkada untuk menjunjung dan menghormati adat istiadat yang ada di Bumi Khagom Mufakat. Imbauan itu disampaikan Kepala Marga Adat Saibatin Legun Kalianda Azhar Marzuki Gelar Pangeran Tihang Marga kepada Radar Lamsel, kemarin. “Saya agak risih juga. Karena hal itu, saya mengimbau agar seluruh pasangan calon untuk mengedepankan sopan santun dan beretika saat berkampanye. Jangan lah menjelek-jelekan satu sama lainnya,” ungkap Azhar di Kalianda, kemarin. Azhar sendiri meyayangkan adanya statment dari salah satu tim kampanye pasangan calon yang menjelek-jelekkan masyarakat. Yaitu kalimat ‘kebun binatang’. Terlebih kalimat yang tidak semestinya itu diungkapkan diruang publik. “Saya sangat menyayangkan. Jangan seperti itulah. Karena akan memecah belah kita yang sebenarnya sudah bersatu,” ungkap Azhar lagi. Menurut Azhar, secara langsung dirinya tidak pernah mendengar pasangan calon berkampanye dalam pilkada. Namun, beberapa hari terakhir beredar dari mulut ke mulut mengenai statment kebun binatang itu diungkapkan tim pemenangan Ko-Ki. “Ada yang menyampaikan kepada saya. Saya agak terkejut juga. Saya mengimbau agar tidak usah menjelek-jelekan seperti itu,” kata Azhar. Azhar mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan jangan terprovokasi dengan kalimat-kalimat yang tidak santun. “Karenanya kami mengajak seluruh pasangan calon untuk mengedepankan etika dan estetika dalam berpolitik,” pungkas dia. Dibagian lain, spanduk tak bertuan kemarin beredar di seputaran Kota Kalianda. Spanduk yang berisi penolakan terhadap ‘calon’ itu terpasang disejumlah tempat. Tak pelak, pemasangan spanduk yang bernada tidak etis itu langsung ditertibkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Lampung Selatan. Kepala Satpol PP Lamsel Suryadi membenarkan pihaknya telah menertibkan sedikitnya 10 spanduk tak bertuan yang berisi kata-kata tak etis. “Kami tertibkan karena tidak etis. Karena spanduk yang dipasang tata bahasanya tidak estis dan dapat menimbulkan hal yang tidak baik bagi masyarakat. Seperti tolak dan usir calon bupati beruk, kami manusia bukan beruk atau gajah,” ungkap Suryadi kepada Radar Lamsel, kemarin. (edw)

Sumber: