Nyawa 92 Siswa MI Nurul Ulum Terancam

Nyawa 92 Siswa MI Nurul Ulum Terancam

KATIBUNG – Kerusakan bagian atap sekolah Madrasah Ibtida’iyah (MI) Nurul Ulum, Desa Pardasukan, Kecamatan Katibung mengancam keselamatan 92 siswa. Bahkan kondisi memprihatinkan tersebut belum disikapi serius oleh pemangku jabatan diwilayah itu.  Kelompok Kerja Madrasah (KKM) Katibung masih bungkam terkait buruknya kondisi bangunan madrasah. Kepala Sekolah MI Nurul Ulum Syaifudin mengakui setiap tahun ajaran baru pihaknya selalu mengajukan proposal untuk perbaikan lokal. Dia menyebutkan, terakhir kali madrasah yang dipimpinnya mendapat perbaikan pada 2007 silam. “Hampir setiap tahun kami ajukan proposal agar dapat bantuan renovasi supaya kegiatan belajar mengajar (KBM) aman dan nyaman bagi para siswa. Tapi sampai detik ini ya memang belum ada sentuhan apapun hingga atap madrasah nyaris rubuh,” kata Syaifudin kepada Radar Lamsel, Sabtu (29/10). Syaifudin melanjutkan, sistem serta alur madrasah yang dinaungi KKM menyebabkan pihaknya tidak bisa leluasa berhubungan dengan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Katibung. “Memang secara struktural, madrasah dibawah naungan KKM. Sebab itu kami tidak bisa berbuat banyak apalagi harus meminta masukan atau bantuan dari Dinas Pendidikan,” ucapnya. Pantauan Radar Lamsel, kerusakan bangunan MI Nurul Ulum meliputi bangunan atap dengan empat tiang penopang yang sudah patah, sementara dua kelas lainnya plafon terjurai ambruk. Dibagian luar genting madrasah sudah berjatuhan. Hal itu menyebabkan sinar matahari masuk kedalam kelas bahkan saat hujan air masuk kedalam ruang kelas siswa. Sayangnya KKM Katibung Supriyanto belum berkomentar apapun terkait kerusakan madrasah kebanggaan warga Dusun Kawat Ngangkang Desa Pardasuka itu. Saat dihubungi wartawan koran ini melalui sambungan teleponnya, meski aktif namun tidak diangkat. Begitu juga dengan pesan singkat yang tak kunjung dijawab. Terpisah Kepala UPT Pendidikan Katibung, M. Ali mengatakan, hubungan antara madrasah dan UPT diakuinya tidak intens bahkan tidak pernah ada masukan apapun dari madrasah yang ada di Katibung. “Kalau dibilang tersinggung, kami tersinggung. Sebab memang tidak pernah ada komunikasi baik itu soal kegiatan ataupun kerusakan lokal,” kata dia. Untuk itu, Ali berharap meski dibawah payung yang berbeda komunikasi antar sekolah dengan intansi yang bergerak dibidang pendidikan harus tetap terjaga. “Contohnya seperti ini, tidak ada komunikasi dari pihak sekolah atau KKM. Seharusnya dikomunikasikan agar kita bisa sama-sama mencarikan solusi agar dunia pendidikan di Katibung maju bersama,” tandasnya. (ver)

Sumber: