DPPP Intens Dampingi Korban Pencabulan

DPPP Intens Dampingi Korban Pencabulan

KALIANDA – Kasus pencabulan yang terjadi di wilayah Kecamatan Bakauheni beberapa waktu lalu menjadi perhatian serius Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPP) Kabupaten Lampung Selatan. Saat ini, DPPP telah melakukan penjangkauan dan pendampingan terhadap korban Bunga (nama samaran) warga Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni yang saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Bahkan, tenaga ahli (psikolog’red) dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Lampung turut andil untuk mengembalikan mental sang anak. Satuan Kerja (Satker) yang menangani urusan perlindungan anak ini meminta agar masyarakat secara bersama-sama bisa ikut peduli terhadap anak-anak di lingkungannya. Kepala DPPP Lamsel Dra. Yarnita, MM mengungkapkan, pihaknya telah melakukan penjangkauan dan pendampingan sejak peristiwa mengenaskan yang dialami oleh korban.       “Hari ini (kemarin’red) petugas ahli dari P2TP2A sudah kita hantarkan ke rumah korban. Karena, kita ketahui bahwa kondisi sang anak sangan jatuh mentalnya. Mudah-mudahan, upaya kita ini bisa memulihkan korban seperti sedia kala,” ungkap Yarnita melalui sambungan telepon, kemarin. Dia menambahkan, pendampingan yang dilakukan oleh Satker yang ia pimpin bakal terus dilakukan sampai sang anak bisa kembali normal. Bahkan, pihaknya berterimakasih kepada jajaran RSUD Bob Bazar yang telah ikut membantu dengan menggeratiskan biaya berobat kepada korban selama menjalani perawatan. “Koordinasi dengan lintas sektoral seperti ini yang kami butuhkan. Artinya, kita sebagai pemerintah ini bisa dirasakan keberadaannya oleh masyarakat yang membutuhkan,” imbuhnya. Pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat khususnya yang memiliki anak agar lebih meningkatkan kepeduliannya. Sebab, dalam kasus penanganan perlindungan anak tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, namun harus dilakukan secara bersama-sama dan terpadu. “Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, semua masyarakat harus peduli terhadap lingkungan. Jangan hanya memantau anak kandungnya. Anggaplah semua anak diwilayahnya itu adalah anak kita. Jadi, apabila ada perbuatan yang melenceng hati kita bakal tergerak dan ikut memperhatikannya,” pungkasnya. (idh)

Sumber: