Dihadapan Kepsek, Dua Korban Bercerita

Dihadapan Kepsek, Dua Korban Bercerita

Dugaan Adanya Oknum Guru Berprilaku Psychosexual

SIDOMULYO – Kepala Sekolah SDN 1 Sukabanjar Katirin hanya bisa termangu ketika mendengarkan dua orang muridnya bercerita tentang perlakuan MZ (59) oknum guru yang diduga memiliki gangguan psikoseksual. Dihadapan Katirin dan Radar Lamsel, RK (10) menuturkan pernah mengalami perlakuan dari MZ. “Pernah disuruh mencabut uban, kemudian dipegangi anunya” ucapnya saat ditemui Radar Lamsel di SDN 1 Sukabanjar, (9/11) sekitar pukul 10:30 WIB kemarin. Bocah polos ini mengatakan perlakuan semacam itu sudah berkali-kali dialaminya. Sejak kelas V SD hingga kini duduk di kelas VI SD RK mengaku sering dipegangi kemaluannya. “Sudah sering pak, disuruh duduk disampingnya (guru ‘red) terus tangannya meraba kedalam celana. Anunya dipegang , kalau melawan, pak guru marah dan nyuruh diam,” ungkapnya. Ironisnya, bukan hanya satu atau dua murid yang pernah mengalami perlakuan seperti itu. Sebagian siswa laki-laki yang pernah dididik oleh MZ disebut pernah dipegangi berkali-kali alat kelaminnya oleh si guru. Bocah kelas VI SD ini melanjutkan, hampir semua teman sekelasnya yang laki-laki pernah mengalami hal itu. Sebab, kata bocah ini, MZ melakukan perbuatannya diruang kelas ketika jam pelajaran berlangsung. “Kalau murid perempuan nggak pernah disentuh, tapi kalau murid laki-laki rata-rata sudah semua. Biasanya sambil mengoreksi tugas, satu orang murid dipanggil untuk menemaninya. Ya itu tadi dipegang-pegang,” katanya lagi. Keterangan lainnya terucap dari RV (9) siswa kelas V SDN 1 Sukabanjar. Dia mengaku dipegangi kemaluannya sejak duduk dibangku kelas III. Sampai dirinya duduk dibangku kelas V, pun si oknum guru agama itu masih sering melakukannya. “Saya dari kelas III sudah dipegangi, sekarang sudah kelas V pernah dipagangi juga. Tangannya dimasukkan kedalam celana, kadang-kadang dipegangi dari luar celana,” sebut bocah ini sembari memperagakan perlakuan yang dialaminya. Kedua siswa yang bercerita dihadapan Kepala Sekolahnya itu mengaku sudah tidak heran dengan tingkah laku guru yang sebentar lagi pensiun itu. Mereka (siswa laki-laki ‘red) seperti sudah biasa dengan perlakuan MZ. “Sudah sering lihat kok, ngajarnya nggak enak. Bapaknya galak,” celetuk RV kepada Tukirin. Kepala Sekolah SDN 1 Sukabanjar Tukirin mengatakan dirinya sudah berbicara dengan oknum guru yang dimaksud. Akan tetapi apa yang diterangkan oleh kedua siswanya itu berbeda dengan apa yang disampaikan MZ kepadanya. “Tadi malam sudah saya panggil, tapi dia (MZ ‘red) menerangkan cerita yang berbeda,” kata Tukirin saat dijumpai di ruangannya. Tukirin mengulas hasil pertemuan empat matanya dengan MZ. Dikatakannya, kemungkinan besar MZ hanya menunjukan rasa sayang sebagaimana orang tua menyayangi anaknya. “Mungkin bentuk rasa sayang dari guru ke murid, kalau cerita dia (MZ ‘red) hanya ditowel saja nggak sampai dipagang atau dimasukan kedalam celana,” ujar Tukirin. Kepada wartawan koran ini, orang nomor satu di SDN 1 Sukabanjar itu menunjukan surat pengakuan tak bersalah yang dibuat oleh MZ sendiri dan ditanda tangani juga oleh MZ tanpa dibubuhi materai. “Ini surat pengakuan tak bersalah yang dibuat MZ, saat kami bicara empat mata kemarin malam,” ujar Tukirin menyodorkan surat pengakuan yang dibuat MZ. Ditanya sikap, tentang cerita kedua muridnya? Tukirin menjawab dengan hati-hati. “Selama ini belum ada yang laporan, sebisa mungkin sekolah akan menyelesaikan persoalan ini. Juli 2018 mendatang MZ sudah pensiun,” ungkapnya. Tukirin menjelaskan, MZ sedang tidak berada di kediamannya. Sebab saat dihubungi olehnya via telepon MZ mengaku sedang berada di Bandar Lampung. “Lagi di Bandar Lampung, nggak tahu kalau sekarang, soalnya para guru akan melaksanakan i’tikaf mulai Kamis sore, tapi beliau belum ada dirumahnya” imbuhnya. Sementara Rodiyah (40) wali murid asal Dusun Sandaran II  mengetahui hal itu dari ucapan anaknya sendiri yang menjadi korban. “Kami sih nggak nyangka mas, kok guru agama tapi kelakuannya kayak begitu. Mendengar kelakuannya itu ibu-ibu geregetan sekaligus geli,” kata dia. Selain para ibu di Dusun Sandaran II lanjut dia, ibu-ibu di Dusun Damar Kopong juga tak kalah heboh dengan keterangan anak-anaknya yang pernah mendapat pelecehan seksual. “Hampir sebagian siswa SDN 1 Sukabanjar  yang laki-laki pernah dipegangi. Kalau nggak percaya tanya satu-satu warga Dusun Damar Kopong yang sekolah disana,” ungkapnya. Ibu rumah tangga ini enggan melapor lantaran segan dengan oknum guru tersebut. Apalagai status beliau kata dia sebagai guru pendidikan agama Islam. “Segan, mau melapor juga gimana gitu, apalagi dimata warga ibadahnya bagus,” ucapnya. Robbani (50) penjaga sekolah mengatakan guru berinisial MZ sudah empat hari tidak datang ke sekolah. Dia mengaku tak tahu pasti penyebab absennya guru agama itu. “Sudah empat hari nggak masuk,” kata dia saat dijumpai di SDN 1 Sukabanjar. Kepala UPT Pendidikan Sidomulyo Suwandi mengaku mengaku kaget. Sebab, tak lama lagi seluruh guru asal Sukabanjar melaksanakan i’tikaf di Masjid Bani Hasan Kalianda. “Waduh kaget juga saya kalau begitu ceritanya, soalnya besok (hari ini ‘red) seluruh guru melakukan ibadah i’tikaf. Kalau benar adanya nanti  kita coba panggil oknum guru yang dimaksud,” ujarnya. Pada bagian lain Kapolsek Sidomulyo AKP. Busyriyanto mengaku hingga kini belum ada pihak korban yang melapor ke Mapolsek Sidomulyo. “Belum ada laporan masuk, baik dari sekolah atau dari pihak korban itu sendiri,” sebut dia. Hal senada juga dikatakan Kepala Desa Sukabanjar Asikin, pihaknya hingga kini hanya mendengar dari mulut ke mulut saja. Akan tetapi belum ada laporan resmi atau bukti kuat terkait dugaan pelecehan yang dilakukan oleh warganya itu.“Nggak ada yang laporan ke desa,” ungkapnya. Sementara kediaman MZ terpantau sepi. Dari keterangan warga guru agama itu sedang tidak dirumah sejak beberapa hari yang lalu. “Rumahnya sepi, sudah beberapa hari memang nggak kelihatan. Isterinya juga pergi nggak tahu kemana,” ujar Mus (45) warga sekitar. (ver)

Sumber: