Sepi Pengunjung, Museum Krakatau Tutup

Sepi Pengunjung, Museum Krakatau Tutup

KALIANDA – Museum Krakatau yang terletak di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Desa Tajimalela, Kecamatan Kalianda tutup. Ditengarai, selain karena minimnya pengunjung, tidak adanya petugas tetap yang berjaga di museum tersebut turut andil atas tutupnya museum yang diresmikan oleh mantan Kapolda Lampung Brigjen Edwarsyah Pernong beberapa waktu lalu. Mimi (32) warga desa setempat mengatakan museum Krakatau itu sudah tidak dibuka kurang lebih sejak 3 bulan lalu. “Kurang lebih selama itu, dulu setelah launching museum ini ramai dikunjungi pelajar dan masyarakat. Tapi itu berlangsung hanya 3 atau 4 bulan, setelahnya sepi,” katanya kepada Radar Lamsel, kemarin. Ia melanjutkan, hal lain yang menjadi penyebab ditutupnya museum Krakatu itu karena tidak ada petugas yang menjaga secara bergilir. “Setau saya yang menjaga itu yang membuat museum ini, sama satu orang anak buahnya. Mungkin karena orangnya sibuk, makanya ditutup,” lanjutnya. Rahmat (14) salah seorang pelajar asal desa setempat mengaku tidak mengetahui jika museum itu sudah ditutup. Namun, ia tetap menyayangkan hal tersebut. “Saya tidak tahu kalau sudah ditutup, soalnya sudah lama juga tidak kesana (museum Krakatau). Kalau sayang ya sayang mas, padahal tempatnya bagus untuk belajar lebih dalam mengenai gunung anak Krakatau,” ujarnya. Ditutupnya museum Krakatau tersebut rupanya mendapat perhatian dari salah satu anggota Duta Museum Lampung, Yuniar Chriesdyba. Gadis yang akrab disapa Niar ini menyayangkan penutupan tersebut. “Kalau saya pribadi jelas sangat menyayangkan, apalagi museum itu punya potensi sebagai tempat wisata edukasi,” katanya. Sebab, lanjutnya, museum Krakatau tersebut sangat cocok untuk dijadikan sebagai tempat wisata edukasi bagi masyarakat khususnya para pelajar Kabupaten Lamsel. “Selaku masyarakat Lampung, khususnya Lampung Selatan, saya merasa sedih karena museum Krakatau itu harus ditutup. Karena bagi saya, museum adalah salah satu pusat informasi tentang kebudayaan yang ada di masa lampau yang bertujuan untuk mengetahui kebudayaan dan sejarahnya hingga turun-menurun,” katanya. Museum Krakatau ini diresmikan oleh Kapolda Lampung Brigjen Edwarsyah Pernong pada September 2016 lalu. Museum ini didirikan oleh Ir. H. Pranoto Hamidjoyo. Menurut pengakuannya dirinya dan masyarakat pesisir Kalianda yang didukung langsung oleh lima marga adat Saibatin sangat menginginkan berdirinya museum sebagai alat bukti sejarah peristiwa dunia. “Jika dunia mengakui gunung Krakatau, mengapa kita tidak. Museum ini yang akan bicara banyak tentang budaya dan adat sebelum dan sesudah meletusnya gunung Krakatau,” papar Pranoto saat itu. Ditahun mendatang, Pranoto mengaku akan bekerjasama dengan lima marga adat Saibatin akan mengagendakan renungan suci menjadi agenda rutin setiap tanggal 26 Agustus. Namun, apakah agenda tahunan itu akan terlaksana, sementara museum kini sudah tidak dapat dikunjungi lagi? (rnd)

Sumber: