Disperkim tak Mampu Atasi Sampah Pasar Sidomulyo
SIDOMULYO – Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) sepertinya tidak memiliki solusi yang jelas terkait penanganan sampah dipasar Sidomulyo. Setelah beberapa bulan yang lalu mendapat sorotan, kembali Tumpukan sampah dilokasi yang sama dikeluhkan warga. Asep warga Desa Sidorejo mengaku terganggu dengan bau busuk sampah pasar Sidomulyo. Pasalnya tumpukan sampah itu berada ditengah pemukiman warga. “Sudah sering seperti ini, keluhan kemudian dibersihakan. Maunya ada sikap yang serius dari Dinas terkait agar bau busuk sampah tak mengusik ketenangan warga,” ujarnya. Menanggapi itu Kepala Upt Pasar Sidomulyo Agus Roni menyampaikan penumpukan sampah di sekitar pasar terjadi akibat cuaca buruk. Ditambah lagi pengangkutan sampah dilakukan tiga kali dalam seminggu. “Kalau menumpuk, itu karena hujan sehingga sampah menjadi basah. Sementara itu jadwal pengangkut sampah tiga kali dalam satu minggu,” kata dia kepada Radar Lamsel (20/11) kemarin. Mengapa tidak dibersihkan tiap hari? Agus menjelaskan ada beberapa pertimbangan. Pertama saat hari Senin pasar dipadati pengunjung, sehingga dikhawatirkan mengganggu aktifitas pedagang dan pembeli yang berlalu-lalang. “Kedua memang, ketika cuaca buruk atau hujan deras mengguyur tumpukan sampah memang bertambah banyak. Itu karena tidak mungkin pekerja mengangkut sampah ketika hujan,” terangnya. Untuk itu lanjut Agus Roni keluhan masyarakat atas bau busuk sampah yang timbul dijadikan sebagai bahan evaluasi kedepannya. “Kami sebagai pengurus pasar akan menampung, dan membereskan kalau itu memang mengganggu sekali. Tetapi kita juga harus memberi kelonggaran pada para pekerja ketika dihadapkan cuaca buruk, truk tak bisa beroperasi lantaran medannya basah,” ucapnya. Saat ini lanjut dia, keluhan terkait sampah yang disampaikan nyatanya hanya sekali diangkut oleh truk sampah. Berarti kata dia, tumpukan sampah tak begitu parah seperti beberapa waktu lalu yang sampai bertebaran hingga ke depan pasar. “Sudah kami bersihkan, nggak sampai dua truk. Cuma sekali angkut saja, karena memang kemarin-kemarin hujan sehingga timbul bau tak sedap,” Tutupnya. Bahkan, Anggota DPRD Propinsi Lampung Antoni Imam sampai turun tangan menerima pengaduan warga. Antoni menyarankan ada kerjasama lintas dinas untuk mencegah hal serupa terjadi. “Selama ini ya begitu-begitu saja, ada keluhan kemudian dibersihkan. Seyogyanya instansi terkait mencarikan solusi bukan sekedar mengangkut sampah lalu selesai sudah kemudian nanti terulang lagi,” kata Antoni Imam, Senin (20/11) kemarin. Politisi dari Fraksi PKS ini menilai tempat sampah di pasar Sidomulyo saat ini seolah-olah dijadikan sebagai tempat penampungan sampah untuk beberapa hari. “Tidak tepatnya lokasi sampah berada didekat kios dan pemukiman penduduk, dan kalau bisa diangkut setiap aharinya agar tidak mengganggu warga,” ujarnya. Dewan asal Sidomulyo ini memberi masukan agar koordinasi lintas dinas menyediakan tempat sampah yang fleksibel. Sehingga para pengangkut samaph bisa bekerja setiap harinya dan tak lagi mengandalkan tempat sampah yang lama. “Intinya begitu, sediakan saja tempat sampah dengan penutup supaya pekerja bisa bekerja setiap hari. Tidak lagi harus menunggu sampai berhari-hari baru diangkut ke TPA,” imbuhnya. (ver)
Sumber: