Tangkapan Kosong, Nelayan Ketibung Menjerit
KATIBUNG – Nelayan sepanjang pesisir pantai Kecamatan Katibung menjerit. Penyebabnya biaya operasional yang dikeluarkan tak sebanding dengan hasil tangkapan sepanjang November ini. Karena itu, 11 bagan milik nelayan ditepikan. Aldi (36), nelayan asal Desa Tarahan, Kecamatan Katibung mengatakan, belasan bagan itu sudah sepekan menepi. Begitu juga dengan perahu-perahu nelayan yang ikut-ikutan menepi. “Sebetulnya tangkapan ada, tapi biaya keberangkatan nggak sebanding dengan hasil penjualan tangkapan,” ujarnya kepada Radar Lamsel, Rabu (22/11) kemarin. Dijelaskannya, bila keberangkatan menghabiskan dana 1 juta rupiah, namun saat hasil tangkapan dijual justru hanya mendapat 5 ratus ribu rupiah. “Akhirnya mau tak mau biaya operasional pinjam dulu, soalnya nggak sinkron,” ucapnya. Disela-sela kesibukannya menepikan bagan, Aldi menyebut periode ini bisa dikatakan periode paling pelik sepanjang tahun 2017. Sebab kata dia, selain operasional menggunakan bahan bakar harga jual ikan juga terbilang cukup murah. “Intinya tangkapan sedikit, dengan hasil penjualan yang juga rendah,” sebutnya. Sementara Rohimi (40) penjual ikan asin di Desa Rangai Tri Tunggal membenarkan bahwa tangkapan nelayan menurun drastis. Itu dirasakannya langsung dengan merosotnya produksi ikan asin yang sudah puluhan tahun digelutinya.“Bisa dikatakan bulan ini memang sedang sepi, banyak nelayan yang nganggur,” terangnya. Rohimi mengumpamakan bila kondisi stabil, produksi ikan asin miliknya bisa menembus 14 ton per pekannya. Namun kini hanya menembus 4 ton per pekan. “Pengrajin ikan asin dan nelayan itu saling berkaitan, kalau satu sakit yang lain ikut sakit. Sebab penghasilannya hanya bergantung pada hasil tangkapan,” sebut dia. Terpisah Perwakilan Persatuan Nelayan Rangai Tri Tunggal Romli berharap ada solusi dari pemerintah terkait periode pelik yang tengah membelit nelayan pesisir Katibung. “Disinilah sebetulnya peran pemerintah itu diharapkan, bagaimana solusi untuk menyiasati periode-periode semacam ini. Agar nelayan tetap beroperasi begitu juga dengan pengrajin ikan asin supaya tak gulung tikar,” imbuhnya. (ver)
Sumber: