Menaruh Asa pada Kapolres Lamsel yang Baru
Hampir Setahun Kasus Kebakaran Kantor Golkar
Gedung di sisi Jalinsum KM 56 Kota Kalianda itu begitu mentereng. Catnya yang berwarna kuning masih sangat mengkilat ngejreng. Bagi sebagian orang, mungkin tak tahu gedung itu sempat mengalami masa kelam. Laporan EDWIN APRIANDI, KALIANDA SENIN, 5 Desember 2016 adalah hari kelam kantor DPD II Partai Golkar Lampung Selatan. Kantor yang menjadi kawah candradimuka para kader itu ludes di lalap si jago merah dini hari. Hingga kini penegakan hukum kasus kebakaran itu tak jelas. Meski sudah hampir setahun lamanya, polisi belum juga mengungkap apakah kasus kebakaran itu murni kebakaran atau dibakar. Sejak terjadinya kebakaran memang banyak spekulasi bermunculan jika kantor tersebut dibakar. Tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri cabang Palembang sudah membawa abu kantor partai politik berlambang pohon beringin itu untuk di forensik. Namun hasilnya tak jelas dan tak pernah dipublikasi sampai saat ini. Ketidakjelasan itu membuat sebagian kader Golkar hopeless (putus asa). Sebab, meski para kader telah mendesak agar polisi menunjukan profesionalisme dan kredibelitas namun tetap tak membuahkan hasil. Kini ada asa baru yang disematkan kembali agar proses penyelidikan dan penyidikan kasus kebakaran kantor tersebut diungkap. Itu setelah sejumlah kader mendengar adanya proses pergantian Kapolres Lampung Selatan dari AKBP Adi Ferdian Saputra, S.I.K ke AKBP Mohamad Syarhan, S.I.K. “Iya, kami masih memiliki ekspektasi (harapan) agar kasus ini bisa terungkap. Apakah memang kebakaran atau dibakar? Sejauh ini kan nggak jelas,” cetus Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD II Partai Golkar Lamsel Agus Sutanto kepada Radar Lamsel di Sekretariat Golkar Lamsel, pekan lalu. Agus meyakini Kapolres Lampung Selatan yang baru nanti, bisa kembali membuka proses penyelidikan dan penyidikan kasus kebakaran tersebut. Sebab, Agus meyakini jika memang kasus tersebut terjadi karena tindak kejahatan pasti akan meninggalkan jejak. “Hal yang masih saya yakini hingga saat ini adalah tidak ada kejahatan didunia ini yang tidak meninggalkan jejak. Terlebih diera yang serba canggih seperti ini,” ungkap Agus. Profesionalisme dan kredibilitas polisi di Mapolres Lampung Selatan memang dipertaruhkan dalam penanganan kasus tersebut. Terlebih kasus tersebut mengaitkan urusan politik lokal. “Peristiwa ini tidak berdiri sendiri. Ada rangkaian peristiwa yang bertautan sebelum kejadian peristiwa. Masak iya, tidak terbaca?,” ujar mantan anggota DPRD Lampung Selatan ini. Karena hal itu, Golkar Lamsel berharap Kapolres Lamsel yang baru bisa menuntaskan kasus kebakaran Kantor Golkar. Terlebih, Golkar menilai Kapolres yang baru ini merupakan sosok yang baru dan belum terpengaruh dan terintervensi politik. “(Kantor) ini adalah salah satu simbol negara. Jika kantor partai saya bisa dibakar seenaknya bagaimana dengan rumah-rumah warga? Saya benar-benar prihatin,” ungkap Agus lagi. Namun begitu para kader Golkar Lampung Selatan bersyukur kantor Golkar kembali berdiri. Sekretaris Golkar Lamsel Syaiful Azzumar, S.H.,M.H mengungkapkan bahwa berdirinya kembali kantor Golkar merupakan hasil dari kerja keras seluruh kader. “Iya. Kami sumbangan untuk memperbaikinya. Kalau tidak salah, habis sekitar Rp 120 Juta untuk memperbaikinya,” ungkap Syaiful Azzumar. Menurut dia, Gedung Golkar Lamsel tidak langsung diperbaiki pasca kebakaran. Para pengurus, kata Syaiful, masih menunggu proses penyelidikan yang dilakukan polisi sebelum diperbaiki. “Nggak langsung ya saat ini. Menunggu sebulan atau dua bulan baru kami perbaiki,” ungkap dia. Proses perbaikan kantor tersebut juga memakan waktu sekitar satu sampai dua bulan. “Ya, syukur alhamdulillah. Sekarang sudah bagus lagi. Bisa dilihat sendiri kondisnya seperti apa,” ungkap Syaiful Azzumar. Terkait proses penanganan kasus kebakaran, Syaiful menyerahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian. “Sebenarnya kita tidak boleh tidak percaya kepada polisi. Kita tunggu saja proses tersebut seperti apa. Sampai kapan pun kami akan menunggu kejelasan atas kasus ini,” ungkap Syaiful. Sayangnya polisi masih saja menunjukkan sikap yang tertutup mengenai persoalan ini. Kasatreskrim Polres Lamsel AKP Efendi enggan mengangkat telepon Radar Lamsel yang ingin mengkonfirmasi penanganan kasus tersebut. Pesan whatapps Radar Lamsel juga tak kunjung dibalas hingga berita ini terbit. (*)Sumber: