Aktifitas Warga Pesisir Rajabasa Tetap Normal

Aktifitas Warga Pesisir Rajabasa Tetap Normal

RAJABASA – Aktifitas warga di wilayah pesisir Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan tetap normal. Meski dihantam cuaca ekstrem akibat Sinklon Badai Dahlia, warga Rajabasa tetap menjalankan rutinitas kehidupan. Bahkan beberapa diantara mereka bergotong royong membersihkan puing-puing sampah yang berserakan di sepanjang jalan raya Kunjir, Kecamatan Rajabasa. Pantauan Radar Lamsel, tiga desa di pesisir Rajabasa terkena dampak musibah angin kencang dan ombak pasang. Yaitu Desa Rajabasa, Waymuli dan Kunjir. Meski demikian sejumlah warga yang memiliki kios ditepi pantai tetap membuka warung tersebut. \"IMG-20171201-WA0035\"Sebagian warga lainnya bergotong royong dibantu sejumlah relawan membersihkan jalan pesisir yang berserakan sampah akibat di hantam gelombang pasang. \"Hal ini yang bisa kami lakukan sekarang ini untuk membantu warga Kunjir yang terkena musibah. Apa yang kami perbuat ini adalah inisiatif dari anggota PMI,\" ungkap Faisal salah seorang siswa SMA yang merupakan anggota PMI di sela kegiatan. Sementara itu Sekdes Kunjir M. Nur menjelaskan, kerugian material yang di derita Pokdarwis akibat kerusakan sejumlah pondokan pariwisata ditaksir mencapai Rp15 jutaan. Sebab, sejumlah fasilitas umum untuk menunjang sektor wisata bahari di desa setempat hancur dihantam deburan ombak. \"Sudah kita rinci kerugiannya. Fasilitas pariwisata hampir di seluruh pantai di desa kami berupa pondokan hancur tidak bisa terpakai lagi. Beruntung rumah warga tidak ada yang menjadi korban cuaca ekstrem ini,\" kata M. Nur di sela kegoatan gotong rotong. Musibah seperti ini, lanjutnya, pernah terjadi pada tahjn 2007 silam. Pada tahun-tahun sebelumnya cuaca ekstrem tidak sampai menghancurkan fasilitas umum yang ada di pinggir pantai. \"Ini mengingatkan kami pada cuaca ekstrem tahun 2007 silam. Gelombang pasang sampai masuk ke rumah warga. Maka, di bangun lah break water atau penahan gelombang di wilayah desa kami,\" tukasnya. Salah seorang pedagang di pesisir pantai Desa Kunjir Narlailai mengaku khawatir akan adanya gelombang pasang susulan yang bisa terjadi kembali. Namun, dirinya bersama pedagang lain yang warungnya selamat dari cuaca ekstrem tetap waspada.\\ \"Kalau tidak berdagang kami mau apa lagi. Tidak ada penghasilan kami selain berdagang. Toh cuaca ekstrem biasanya mulai datang pada sore hari. Tapi, kalau kelihatannya hari ini tidak seperti kemarin,\" pungkas Narlaila. (idh)

Sumber: