Dana Tanggap Darurat Korban ‘Dahlia’ Disalurkan Hari Ini

BPBD Lamsel Tepis Logistik Pengungsi Menipis
KALIANDA – Pemkab Lampung Selatan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terhitung hari ini menyalurkan bantuan bagi 85 kepala keluarga (KK) warga pesisir pantai yang menjadi korban gelombang pasang akibat dihantam Siklon Tropis Dahlia beberapa waktu lalu. Tercatat kerugian material yang dialami warga akibat badai ‘Dahlia’ mencapai miliaran rupiah. Namun, bantuan yang berasal dari dana tanggap darurat yang akan digelontorkan jumlahnya hanya sekitar Rp58 juta untuk wilayah Kecamatan Katibung dan Rajabasa. Kepastian penyaluran dana tanggap darurat bagi 85 KK yang menjadi korban bencana alam ini disampaikan Kepala BPBD Lamsel Drs. H. M. Darmawan, MM kepada Radar Lamsel, kemarin. Menurutnya, anggaran dana tanggap darurat itu telah mendapatkan persetujuan pimpinan dan dicairkan hari ini (kemarin’red). “Besok (hari ini’red) langsung kita salurkan kepada 85 KK yang menjadi korban badai dahlia. Bantuan ini khusus diberikan untuk wilayah Desa Rangai Tri Tunggal Kecamatan Katibung dan Desa Waymuli dan Rajabasa yang rumahnya rusak dihantam gelombang pasang,” ungkap Darmawan, kemarin. Pemberian bantuan dana tanggap darurat kepada korban bencana telah diatur dalam peraturan bupati (perbup) Lamsel. Jumlahnya bervariasi dilihat dari kerusakan serta jenisnya. “Dana bantuan yang diberikan tidak asal-asalan. Penghitungannya berbeda-beda sesuai dengan kerusakan dan jenis rumahnya. Kategorinya adalah rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat. Setelah itu, dilihat juga jenis rumah yang rusak itu permanen atau semi permanen,” bebernya tanpa merincikan dana yang bakal diterima masing-masing korban. Disisi lain, dia menampik soal menipisnya logistic di tenda pengungsian yang disediakan pemerintah. Sebab, pemkab secara rutin menyalurkan bantuan logistic bagi para pengungsi di wilayah Desa Rangai Tri Tunggal. “Bantuan logistic masih terus disalurkan secara rutin. Namun, harapan kami warga yang menjadi korban bisa segera memulai aktifitas seperti biasanya agar kehidupannya bisa kembali normal,” tukasnya. Terpisah, Kepala BPKAD Lamsel Dra. Intji Indriati menjelaskan, dana tanggap darurat yang diperuntukan bagi para korban badai ‘Dahlia’ di dua kecamatan jumlahnya mencapai Rp58 jutaan. Masing-masing KK memperoleh bantuan sesuai dengan kerusakan yang mereka alami dengan jumlah nilai bantuan paling tinggi Rp1,5 juta dan yang terendah Rp500 ribu. “Kami menyalurkan bantuan ini bukan tanpa dasar. Selain ada aturannya, juga ada tim penilai yang menghitung nominal bantuan yang akan diberikan oleh pemerintah,” pungkasnya melalui sambungan telepon, kemarin. Diberitakan sebelumnya, sebanyak 14 kepala keluarga (KK) yang rumahnya ambruk diterjang siklon tropis dahlia masih bertahan di posko pengungsian. 10 hari bertahan, warga belum juga mendapat kejelasan soal bantuan dan kepastian kapan akan direlokasi. Akibatnya, tenda atau posko pengungsian yang disediakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih menjadi tempat perlindungan bagi 14 keluarga tersebut. “Sudah 10 hari mas, sejak 1 Desember lalu kami tinggal disini, banyak petugas atau relawan yang silih berganti tapi kami masih disini. Soalnya rumah dan seisinya ludes disapu ombak,” kata Kodir (40) warga Rangai Tri Tunggal, Minggu (10/12) kemarin. (idh)Sumber: