Masuk Musim Tanam Padi, Harga Sayuran Melambung
SIDOMULYO – Kebutuhan akan sayur-mayur disaat petani menggarap lahan pertaniannya, setiap hari selalu bertambah. Sementara pasokan sayuran di Pasar Sidomulyo, Kecamatan Sidomulyo, tak mampu memenuhi kebutuhan tersebut setiap harinya. Akibat harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan cukup signifikan, masyarakat khususnya petani harus mengeluarkan biaya ekstra untuk biaya oleh lahan hingga tanam.Penyebab lainnya, petani yang semula tanam sayur memanfaatkan lahan untuk ditanami padi. Jamilah (60) salah seorang pedagang sayuran mengakui, pasokan sayur dari petani terus berkurang dan mengandalkan pasokan dari agen. Harga sayuran saa ini di pasaran, buncis Rp 15 ribu/kg dari sebelumnya Rp 7 ribu/kg. Labu siam Rp 10 ribu/kg dari sebelumnya Rp 4 ribu/kg, daun seledri Rp 28 ribu/Kg dari sebelumnya Rp 18 ribu/Kg. Sedangkan Bawang merah Rp 26 ribu/Kg dari sebelumnya Rp 18 ribu/kg dan bawang putih Rp 20 ribu/kg dari sebelumnya Rp 18 ribu/Kg. Begitu juga dengan kentang dijual dengan harga Rp 9 ribu/kg dari sebelumnya Rp 8 ribu/Kg, wortel Rp 17 ribu/Kg dari sebelumnya Rp 10 ribu/Kg. Tomat Rp 10 ribu/Kg dari sebelumnya Rp 7 ribu/Kg, kol Rp 9 ribu/Kg dari sebelumnya Rp 7 ribu/Kg. Sawi putih Rp 7 ribu/kg sebelumnya Rp 4 ribu/K dan, ketimun Rp 7 ribu/Kg sebelumnya Rp 5 ribu/Kg. “Semua naik dan tidak ada yang turun, cabai merah serakang dijual dengan Rp 36 ribu/kg dari sebelumnya Rp 26 ribu/kg. Cabai rawit Jawa Rp 30 ribu/kg dari sebelumnya Rp 18 ribu/kg. Namun untuk cabai rawit lokal harganya Rp 50 ribu/Kg dan memang lebih mahal dibandingkan dari Jember dan Brebes,\" kata Jamilah, Senin (14/12). Marno (40) yang juga pedagang sayuran mengakui, barang dagangannya mengandalkan kiriman dari luar daerah. Karena barang yang biasa dipasok oleh petani lokal tidak lagi didapat. Sehingga harganya menjadi naik dan hal tersebut dirasakan oleh pelanggannya. “Untuk sayuran, dikirim oleh agen yang dipeoleh dari Lampung Barat. Sedangkan cabai rawit, bawang merah dan putih dari Pulau Jawa. Meskipun begitu, masyarakat masih juga membelinya untuk kebutuhan tanam padi,”kata Marno. (gus)
Sumber: